Minyak Kayu Putih Asli Pulau Buru jadi Primadona di Masa Pandemi Covid-19
Minyak Kayu putih atau eucalyptus oil asal Pulau Buru kini jadi buruan masyarakat, bahkan dari luar Maluku.
Laporan Kontributor Tribunambon.com, Insany Syahbarwaty
TRIBUNAMBON.COM - Minyak Kayu putih atau eucalyptus oil asal Pulau Buru kini jadi buruan masyarakat, bahkan dari luar Maluku.
Warga Ambon dan Pulau Buru banyak yang akhirnya berbisnis minyak kayu putih untuk dikirim ke sejumlah wilayah di Indonesia seperti ke Jakarta, Denpasar, Pulau jawa, Makassar hingga ke Sumatera.
Banyaknya permintaan minyak kayu putih asli dari Pulau Buru karena masyarakat mendapatkan informasi jika minyak kayu putih bisa mencegah dan mengobati virus covid-19.
Warga Ambon yang tinggal di Jakarta, Agus, bahkan menyebutkan ia sering mandi dengan air yang dicampur minyak kayu putih agar terbebas dari virus ini.
‘’Saya beli dari teman di Pulau Buru dikirim dari sana harganya bisa Rp. 1.500.000 satu jerigen, untuk pakai mandi, minyak kayu putih asli 100 persen beda yang dari pabrik sudah dicampur,’’ kata Agus kepada TribunAmbon.com.

Permintaan yang tinggi ini menyebabkan Iin Makatita Warga Buru Selatan akhirnya berbisnis minyak kayu putih.
Iin mengaku bisa meraup keuntungan jutaan rupiah untuk menyuplai minyak kayu putih ke Denpasar, Makassar dan Pulau Jawa.
‘’Satu jerigen harga jualnya Rp. 1,5 juta, belum ongkos kirim,’‘ ungkap Iin.
Hal yang sama dilakukan Bachtiar pemilik kedai kopi di Ambon, dia mengaku, karena banyaknya permintaan minyak kayu putih dari Pulau Jawa akhirnya kini dia berbisnis minyak kayu putih.
‘’Saya ambil harga jual sekarang Rp1,4 Juta per lima liter, jadi saya bagi lagi dalam kemasan botol kecil 650 ml, 300 ml dan 150 ml, dengan harga mulai dari Rp 100-300 ribu sesuai ukuran, sebulan saya bisa menghasilkan puluhan juta,’’ cetus Bachtiar.
Bagi penyuling minyak kayu putih di Pulau Buru, kondisi pandemik ini menjadi berkah tersendiri,.
Biasanya sebelum pandemik permintaan minyak kayu putih tidak segencar saat ini, namun kini, penyulingan harus dilakukan setiap hari untuk menghasilkan minyak kayu putih.
Menurut Memet penyuling di Desa Karang Jaya, Kota Namlea, Pulau Buru, hasil penyulingan hanya bisa satu sampai dua jerigen perhari, karena masih menggunakan cara penyulingan tradisional, yang murni 100 persen bahan baku daun kayu putih tanpa campuran lainnya.
‘’Biasanya hasil penyulingan 8 botol bir, tapi sekarang bisa 2 jerigen atau sekitar 10 liter perhari,’’ kata Memet saat ditemui Tribunnews.com di lokasi penyulingannya.