Virus Corona di Ambon
Lindungi Warga dari Corona, Pemuda di Skip Tengah Ambon Gelar Pasar Kaget
Kelompok anak muda yang tergabung dalam Komunitas Chie’q menggelar pasar kaget di kawasan Skip Tengah, Kelurahan Karang Panjang, Kota Ambon.
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Adjeng Hatalea
TRIBUNAMBON.COM - Guna membatasi pergerakan orang di tengah pandemi covid-19, kelompok anak muda yang tergabung dalam Komunitas Chie’q menggelar pasar kaget di kawasan Skip Tengah, RT 001/006, Kelurahan Karang Panjang, Kota Ambon.
Pasar kaget yang dinamai ‘Chie’q Papalele ini dibangun dengan memanfaatkan lokasi bekas pembangunan pohon terang di kawasan tersebut.
Koordinator Chie’q Papalele, Venty Christian De Fretes mengatakan pembangunan Chie’q Papalele ini sebagai upaya anak muda untuk membantu Pemerintah Kota Ambon menekan laju angka penyebaran virus corona di Ambon dan sebagai dukungan agar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi tahap II bisa terimplementasi dengan baik.
• Sri Mulyani Sebut Jokowi Pertimbangkan Beri Gaji ke-13 untuk Tenaga Medis Garda Terdepan Covid-19
“Istilahnya membantu Pemerintah lah untuk mengurangi banyaknya masyarakat yang turun ke pasar."
"Selain itu juga untuk melindungi warga komplek, karena dalam situasi pandemi seperti ini kita harusnya membatasi aktivitas orang dengan mengurangi keramaian agar warga terhindar dari ancaman virus corona,” ujar Venty saat ditemui TribunAmbon.com di kawasan Skip.

Christian mengaku, anggota komunitas ini berasal dari berbagai latar belakang.
Mulai dari pelajar, mahasiswa hingga pekerja serabutan seperti tukang ojek, mekanis, pegawai swasta dan honorer.
• Ridwan Kamil Jadi Satu-satunya Pejabat yang Mendaftar sebagai Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19
Mereka berinisiatif untuk membangun Chie’q Papalele secara swadaya.
Dengan dana patungan dari masing-masing anggota, mereka mampu menawarkan suasana berbelanja kebutuhan komoditas pangan yang praktis bagi warga sekitar kawasan tersebut tanpa harus ke pasar induk.
Aktivitas transaksi jual-beli di pasar kaget ini pun dilakukan dengan tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan.
Para anggota yang bertugas menjaga stand diwajibkan menggunakan masker.
Selain itu juga disediakan pojok cuci tangan bagi pengunjung.
“Jadi, dana yang kami habiskan untuk pembangunan termasuk modal awal untuk membeli pengadaan produk komoditas itu sekitar 3 juta rupiah. Dana itu dari hasil patungan anggota komunitas," aku Christian.
Christian menerangkan, jenis komoditas berupa sayuran dan buah-buahan segar yang didagangkan di Chie’q Papalele merupakan komoditas yang dibeli dari petani lokal di kawasan Pulau Ambon, seperti di Waiheru, Hunut dan Laha.