Virus Corona di Ambon

Derita Tukang Becak saat Wabah Corona di Ambon, Kerja Seharian, Pulang Harus Hutang untuk Makan

Dampak dari penyebaran virus corona (covid-19) dirasakan langsung oleh para pengayuh becak di Kota Ambon.

Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
(Kontributor TribunAmbon.com, Helmy)
Tukang becak sedang menunggu penumpang di jembatan Mardika. 

TRIBUNAMBON.COM - Dampak dari penyebaran virus corona (covid-19) dirasakan langsung oleh para pengayuh becak di Kota Ambon.

Di mana omzet pendapatan mereka turun drastis dari hari biasanya.

La Udin (57) pria asal Buton yang mencari rezeki dengan mengayuh becak tiap hari ini menceritakan betapa berpengaruhnya penyebaran virus corona pada pendapatannya tiap hari.

La Udin mengatakan, tiap hari dirinya harus mulai bekerja dari pukul 07.00 WIT dan balik ke rumah pada pukul 20.00 WIT.

Dan pada hari biasanya bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu sehari, cukup untuk membeli kebutuhan makan pada hari itu.

Namun semenjak penyebaran virus ini mewabah di Indonesia hingga saat itu ada satu pasien Positif di Ambon, penghasilanya langsung menurun drastis.

Bahkan untuk mendapatkan Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu sangat sulit lantaran banyak warga kota yang memilih untuk menetap di rumah.

"Sebelum ada virus corona bisa capai Rp 50 hingga Rp 60 ribu perharinya."

Warga Pekerja Serabutan di Ambon Terbantu dapat Bantuan Sembako saat Pandemi Covid-19

Putus Rantai Covid-19, Desa di Maluku Tengah Isolasi Warga yang Baru Tiba dari Daerah Pandemi

Pelanggan Listrik 450 VA Subsidi Bisa Nikmati Gratisan, 900 VA Dapat Diskon 50 Persen, Ini Caranya

"Kini untuk Rp 10 ribu dan Rp 20 Ribu sudah sangat sulit," terangnya saat sedang menunggu penumpang di Pasar Mardika Kota Ambon Jumat (03/04/20).

La Udin mengaku, Belum lagi soal biaya sewa becak yang harus di bayar kepada Pemilik sebesar Rp15 ribu perharinya.

Jika tidak mendapatkan setoran tersebut secara langsung pemilik harus menarik becaknya.

Bukan hanya itu saja, bahkan dalam dalam dua minggu terakhir setidaknya ada 4 hari yang dirinya tidak mendapatkan penumpamg sama sekali.

Hasilnya untuk makan harus mengutang di warung tetangga.

"Biasanya setoran becak Rp 15 ribu, jadi kalo dapat Rp 20 ribu sehari, maka yang bisa di bawa pulang hanya Rp 5 ribu, bahkan ada yang sama sekali tidak dapat."

"Padahal Kerja Dari Pagi Hingga malam, Pulang Harus Ngutang Untuk Makan di warung tetangga lantaran tak miliki uang" keluhnya.

La Udin sempat berpikir untuk pulang kampung saja ke Buton, namun lagi terkendala biaya sehingga dia terpaksa pasrah dengan keadaan yang ada sekarang ini.

"Mau pulang aja mas, tapi gimana uang tidak ada, hutang banyak jadi tidak bisa pulang. Jadi pasrah aja dengan keadaan" ungkapnya.

Dia hanya berharap Pemerintah dapat segera menyelesaikan penyebaran virus ini agar seluruh aktifitas dapat kembali normal seperti biasanya.

"Yah saya harap bisa segera berakhir, agar penghasilan juga bisa dapat kembali normal," tutupnya.

Suasana Ojek pangkalan menunggu orderan di samping jalan.
Suasana Ojek pangkalan menunggu orderan di samping jalan. ((Kontributor TribunAmbon.com, Helmy))

Bukan hanya pengayu Becak, ojek online dan ojek pangkalan di Kota Ambon juga merasakan hal yang sama.

Eddy salah satu tukang ojek pangkalan di kawasan Urimessing Kota Ambon mengaku, sangat sepi penumpang.

Biasanya perhari bisa dapat Rp 60 sampai Rp 70 ribu per hari, kini untuk Rp 30 ribu perharinya sudah sangat sulit.

Sama halnya dengan Riki seorang Ojek Online dikota Ambon mengaku, pada hari biasanya bisa mendapatkan 17 orderan perharinya.

Namun setelah wabah virus ini merebak di Indonesia, kini orderannya turun empat sampai lima orderan saja, bahkan hanya satu orderan dalam sehari.

"Sebelum ada corona bisa 17 orderan perharinya sekarang 4 dan 5 orderan aja sudah bersyukur, bahkan ada yang sehari hanya satu orderan saja," ungkapnya.

(*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved