News

Bahayakah Styrofoam Sebagai Wadah Makanan? Ini Penjelasannya

Keunggulannya yang murah, ringan, tidak mudah bocor, dan praktis membuatnya menjadi pilihan favorit para penjual makanan dan restoran siap saji. 

Sumber: Jenderal
BAHAYA STYROFOAM- Penggunaan wadah makanan berbahan styrofoam semakin marak di tengah masyarakat, Kamis (18/9/2025). Ilustrasi Styrofoam. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Penggunaan wadah makanan berbahan styrofoam semakin marak di tengah masyarakat.

Keunggulannya yang murah, ringan, tidak mudah bocor, dan praktis membuatnya menjadi pilihan favorit para penjual makanan dan restoran siap saji. 

Baca juga: Mourits Tamaela Angkat Bicara Usai Tim Partai Nasdem Investigasi Kasus Miras di Kediamannya

Namun, di balik semua kepraktisan itu, tahukah Anda bahwa styrofoam menyimpan bahaya tersembunyi bagi kesehatan tubuh?

Ancaman Senyawa Kimia Beracun
Dilansir dari website kesehatan resmi halodoc.com, dijelaskan tyrofoam merupakan jenis plastik atau polimer yang mengandung senyawa monomer berbahaya seperti stirena, benzena, dan formalin.

Senyawa-senyawa ini diketahui dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada tubuh manusia, di antaranya:

 * Stirena: Zat ini dapat mengurangi produksi sel darah merah, mengganggu fungsi saraf, serta menyebabkan kelelahan, gelisah, dan susah tidur. 

Parahnya lagi, stirena bisa menembus plasenta ibu hamil dan mencemari ASI. 

Semakin lama makanan disimpan dalam styrofoam, semakin tinggi lemaknya, dan semakin panas suhunya, maka semakin banyak stirena yang berpindah ke makanan. 

Paparan stirena yang berlebihan berpotensi merusak sumsum tulang belakang, kelenjar tiroid, hingga menyebabkan anemia.

 * Benzena: Senyawa ini sangat berbahaya karena tidak dapat larut dalam air dan akan menumpuk dalam jaringan lemak di dalam tubuh.

Penumpukan benzena inilah yang memicu timbulnya penyakit kanker. 

Benzena dapat berpindah dengan cepat ke makanan, terutama saat terpapar uap panas.


Meskipun demikian, beberapa lembaga kesehatan dunia dan nasional memberikan pernyataan yang menenangkan. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa stirena tidak akan berbahaya jika kadarnya tidak melebihi 5.000 ppm. 

Wadah styrofoam yang umum digunakan hanya melepaskan stirena sekitar 0,55 ppm. 

Senada dengan WHO, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menyatakan bahwa styrofoam masih aman untuk digunakan sebagai wadah makanan.

Cara Mencegah Dampak Buruk Styrofoam
Meskipun dianggap aman dalam batasan tertentu, tidak ada salahnya untuk tetap waspada dan meminimalisir risiko paparan zat berbahaya dari styrofoam. 

Baca juga: Kunker di Kepulauan Aru, Hendrik Lewerissa: Saya Ingin Mendengar Langsung Suara Rakyat

Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan:

 * Hindari Penggunaan Berulang: Styrofoam hanya untuk sekali pakai. Setelah digunakan, segera hancurkan dan buang untuk mencegah penggunaan kembali.

 * Gunakan Alas: Beri alas tambahan seperti plastik atau kertas nasi agar makanan tidak langsung bersentuhan dengan permukaan styrofoam.

 * Jauhkan dari Panas: Hindari memanaskan makanan di dalam wadah styrofoam. Jangan pula menuangkan makanan yang masih sangat panas ke dalamnya.

 * Waspadai Makanan Berlemak: Untuk makanan yang berlemak, berminyak, atau mengandung alkohol, sebaiknya hindari penggunaan styrofoam karena zat berbahaya akan lebih mudah berpindah ke makanan.

Selain bahaya kesehatan, perlu diingat bahwa styrofoam juga menjadi ancaman besar bagi lingkungan. 

Bahan ini membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai, berkontribusi signifikan pada masalah pemanasan global. 

Mari kita mulai mengurangi penggunaan styrofoam demi kesehatan diri dan kelestarian lingkungan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved