Buru Hari Ini

Sampah Menumpuk di Lorong Pasar Impres Namlea, Tulisan Larangan Diabaikan Warga

Kali ini, sampah berserakan di salah satu lorong Pasar Impres, meski di dinding sekitar lokasi sudah terpasang tulisan larangan membuang sampah.

Ummi Dalila
SAMPAH PASAR IMPRES NAMLEA - Tampak sampah berserakan di Pasar Impres Namlea, Kabupaten Buru, Sabtu (13/9/2025). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Ummi Dalila Temarwut 

NAMLEA, TRIBUNAMBON.COM - Tumpukan sampah kembali mencemari kawasan publik di Kota Namlea, Kabupaten Buru.

Kali ini, sampah berserakan di salah satu lorong Pasar Impres, meski di dinding sekitar lokasi sudah terpasang tulisan larangan membuang sampah.

PantauanTribunAmbon.com sekira pukul 14.00 WIT Sabtu (13/9/2025), sampah yang menumpuk didominasi oleh sampah plastik sekali pakai.

Kondisi itu menimbulkan pemandangan kumuh di tengah kawasan yang seharusnya menjadi pusat aktivitas perdagangan.

Di area sekitar, beberapa toko yang berada tepat di samping dan depan lokasi terlihat tutup. 

Ironisnya, meski sudah ada tulisan larangan di dinding bertuliskan “dilarang buang sampah”, sebagian warga tetap memilih menjadikan lorong tersebut sebagai tempat pembuangan liar. 

Baca juga: Antusias Sambut Makanan Bergizi Gratis, Siswa di Kota Tual Minta Tambah Lagi

Baca juga: Fasilitas Umum Rusak di Namlea: Kursi Santai Masjid Agung Membengkok dan Berkarat

Rahmawati, seorang warga yang berjualan di Pasar Impres mengaku kesal dengan kebiasaan buruk tersebut. 

“Warga buang sampah sembarangan padahal sudah ada larangan,” ujarnya saat di wawancarai TribunAmbon.com, Sabtu (13/9/2025).

Menurutnya, lokasi lorong yang agak tersembunyi membuat sampah kerap luput dari perhatian petugas kebersihan.

"Daerah itu memang cukup tersembunyi dan mungkin saja tidak diketahui oleh petugas,” lanjutnya.

Namun, ia menegaskan bahwa masalah utama bukan hanya soal petugas kebersihan, melainkan kesadaran masyarakat.

 “Kita juga butuh kesadaran bersama. Kalau buang di tempat tersembunyi dan bau busuk seperti itu, siapa yang dirugikan? Kita pastinya,” kesalnya.

Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran warga sekitar akan dampak lebih besar, mulai dari pencemaran lingkungan hingga ancaman kesehatan.

Pasalnya, sampah plastik yang mendominasi membutuhkan waktu lama untuk terurai, sementara sisa makanan bisa mengundang lalat dan tikus.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved