Malteng Hari Ini
Ekspedisi Patriot ITB-Kementrans Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Komoditas Unggulan Kawasan Sapalewa
Melalui Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Bupati Maluku Tengah, Senin (10/11/2025), Tim Patriot ITB mengundang berbagai pihak tuk
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Ekspedisi Patriot Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kementerian Transmigrasi dorong pertumbuhan ekonomi dan komoditas unggulan Kawasan Transmigrasi Sapalewa, Maluku Tengah.
Melalui Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Bupati Maluku Tengah, Senin (10/11/2025), Tim Patriot ITB mengundang berbagai pihak tuk membahas percepatan pertumbuhan ekonomi dan komoditas di wilayah Transmigrasi Sapalewa di Kecamatan Seram Utara.
Dosen ITB yang juga Ketua tim 1 Ekspedisi Patriot (TEP) ITB-Kementrans lokus Sapalewa, Dr. Acep Purqon, menjelaskan, berbagai temuan menarik selama tim berada di lokus, salah satunya di Desa Persiapan Wai Mapin
Di Desa Wai Mapin timnya menilai kawasan transmigrasi itu memiliki potensi pengembangan kawasan transmigrasi di berbagai sektor.
"Juga berbagai rekomendasi yang telah diidentifikasi yang bisa dilanjutkan dengan kerjasama dan kolaborasi lintas sektor untuk percepatan Pembangunan di kawasan ini," jelas Dr. Acep Purqon.
Baca juga: Unpatti Gelar Seminar Nasional II, Dorong Kemandirian Pangan dan Ekonomi Lokal Maluku
Baca juga: Jaksa KKT Intimidasi Terdakwa, Paksakan Ganti PH Atau Dituntut Tinggi, Firmansyah: Ini Buruk
Timnya telah mengidentifikasi secara fisik dan lingkungan, topografi dan ekosistem, bencana alam, dimensi sosial budaya berupa jumlah KK, lahan pertanian, pola interaksi sosial dan integrasi budaya, dimensi ekonomi, serta komoditas utama wilayah ini.
"Dan rantai nilai komoditas meliputi produksi, panen, pengolahan, pengepulan dan distribusi. Selanjutnya dimensi kelembagaan dan sarana prasarana," tukas Dosen ITB itu.
Dikatakan, di Kawasan Sapalewa tersebar beberapa titik transmigran, sementara untuk sektor pendidikan di daerah transmigrasi cukup tertinggal.
Atas temuan itu, diperlukan program pengembangan di wilayah tersebut untuk bisa mengejar ketertinggalan.
"Karena kalau SDM nya sendiri bagus-bagus dan punya potensi berkembang, apalagi sudah mulai generasi ke-2 sejak mereka (transmigran) mulai tinggal disini," terangnya.
Olehnya itu, menurut Dr. Acep, perlu adanya program peningkatan SDM berupa pemberian beasiswa agar memunculkan enabler secara masif untuk daerah terpencil.
"Serta usaha percepatan implementasi dan kurikulum di daerah 3T yang bisa dikategorikan darurat percepatan," cetus Dr. Acep.
Ia menuturkan, Kawasan Sapalewa, berbatasan dengan Taman nasional manusela yang eksotik. Tentu, menyimpan potensi beragam rempah kualitas dunia yang berorientasi konsep kawasan, bukan hanya komoditas.
"Keanekaragaman biodiversitas sekitar lokasi tersebut menjadi kekuatan. Diharapkan adanya kolaborasi bersama untuk peningkatan kuantitas dan kualitas produk di Kawasan Sapalewa serta revitalisasi kawasan lebih baik kedepan," pungkas Dr. Acep.
Untuk diketahui, ekspedisi ini berlangsung 4 bulan untuk periode Agustus-Desember 2025 dan bertujuan menyusun rekomendasi evaluatif berbasis data dan partisipatif atas kondisi eksisting kawasan transmigrasi. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ambon/foto/bank/originals/PATRIOT-321.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.