Masohi Hari Ini
Tangani Kekerasan Perempuan dan Anak di Malteng, Yayasan IPAS dan GASIRA Seriusi Program ARUMBAE
Lies Marantika menuturkan, bahwa pihaknya selalu memberi penguatan dari aspek peningkatan kapasitas masyarakat soal kekerasan perempuan.
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Ode Alfin Risanto
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Yayasan Inisiatif Perubahan Akses menuju Sehat (IPAS) dan GASIRA Maluku Seriusi Program ARUMBAE (Perempuan Mampu dan Berdaya untuk Bebas dari Kekerasan) membuat workshop Kekerasan Terhadap Perempuan, Rabu (17/9/2025).
Ketua Yayasan Gasira Maluku Dr. Elizabeth (Lies) Marantika menuturkan, bahwa pihaknya selalu memberi penguatan dari aspek peningkatan kapasitas masyarakat soal kekerasan perempuan.
Baca juga: 1.300 Meter Jalan Rusak di Saparua-Itawaka Terus Dilakukan, PUPR Maluku Target Desember 2025 Selesai
Baca juga: Wujud Penghormatan, Koramil Bula Salurkan Bantuan Sembako tuk Purnawirawan TNI
Dikatakan, ada enam wilayah intervensi yang menjadi lokus program ARUMBAE, diantaranya, Negeri Soahoku, Negeri Haruru, Negeri Layeni, Negeri Waru, Negeri Administratif Yanuelo, dan Kelurahan Letwaru.
"Peserta dari kegiatan ini ditentukan dari Pemerintah Negeri siapa saja yang mengikuti. Prinsip kami adalah Pemerintah Negeri menentukan orang-orang yang bisa menindaklanjuti agenda di desa masing-masing," tuturnya.
Setiap wilayah diwakili oleh tiga peserta, adapula perwakilan dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Negeri, Perlindungan Perempuan dan Anak.
"Gasira Maluku baru pertama kali bekerja di Masohi dan sekitarnya, sebelumnya wilayah kerja kami di Ambon dan Pulau-Pulau Lease. Ini pengalaman pertama kami bekerja di Masohi dan sekitarnya dan kita lihat sendiri antusias teman-teman untuk belajar cukup tinggi," tukasnya.
Dalam rangkaiannya, Lies Marantika menilai ada semangat belajar yang positif dari masyarakat Maluku Tengah.
"Dan untuk memikirkan kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh teman-teman kita percakapan bersama dalam pelatihan penanganan kasus yang lebih detail dan konkrit apa yang bisa dilakukan," ungkap dia.
Diakui, saat ini progress Program ARUMBAE masih dalam sesi memberi pengetahuan kekerasan perempuan, dan sebelumnya sudah dipaparkan dari aspek hukum.
"Yayasan IPAS mengembangkan program di Maluku Tengah yang disebut sebagai ARUMBAE, dan GASIRA merupakan salah satu mitra dari IPAS untuk melakukan program berkaitan dengan penguatan masyarakat terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak," imbuh Lies Marantika yang juga seorang akademisi.
Dalam sesi diskusi, berkembang sejumlah aduan kasus kekerasan terhadap perempuan, baik perempuan yang sudah berumah tangga maupun yang berstatus single di Kabupaten bertajuk Bumi Pamahanu Nusa ini. (*)
DPRD Beri Ultimatum: Hindari Nepotisme Rekrutmen Calon Siswa Sekolah Rakyat di Maluku Tengah |
![]() |
---|
Jalan Abdullah Soulissa di Masohi Rusak, Warga Resah Tak Kunjung Diperbaiki |
![]() |
---|
Gelar Aksi Demo, Ini Daftar Tuntutan Gerakan Rakyat Menggugat |
![]() |
---|
Suarakan Krisis Layanan Kesehatan di RSUD Masohi, Gerakan Rakyat Menggugat Seruduk Kantor Bupati |
![]() |
---|
Perjuangkan Pemekaran DOB Lease, Leihitu, Seram Utara dan Banda, FORKODA Maluku Temui DPRD Malteng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.