Naik kelas III, Julkisno pindah indekos.
Tepatynya di kawasan SMP Negeri 15 Ambon.
Di sini, ia bertemu beberapa rekannya dari Pulau Seram.
Hidup anak kos dan jauh punya resiko dan ujian tersendiri.
Uniknya, pengumuman Calon Bintara (Caba) yang dilaksanakan di SMA Negeri 7 Ambon, mengubah nasibnya.
Pasalnya Julkisno mendaftar menjadi anggota Polri sejak masih tergolong peserta ujian nasional SMA.
Karena tidak memiliki ijazah SMA, Julkisno mendaftar pakai surat keterangan dari Kepala Sekolah.
“Kebetulan pihak Polda Maluku ke sekolah sampaikan pengumuman seleksi Caba Polri. Meski belum punya ijazah, diberi keringanan mendaftar pakai surat keterangan dari Kepala Sekolah,” pungkasnya.
“Sebenarnya saya tidak minat. Maunya sih daftar TNI. Soalnya, seringkali orang kampung ikut tes tapi tidak lulus. Kebanyakan lulus di Tentara,” sambungnya.
Namun, dorongan dan saran diberikan kakanya agar ikut tes polisi.
Akhirnya Julkisno mendaftar dan ikut seleksi anggota Polri.
Planning B telah disiapkan apabila tidak lulus, tetapi keburuntungan berpihak kepadanya, sekali daftar langsung lulus.
“Saat daftar, orang kampung tidak tahu. Setiap pergi tes selalu memakai seragam SMA, jadi orang tahu mau ke sekolah. Tes fisiko dua minggu baru ujian nasional,” terangnya.
“Seminggu berikutnya hasil tes pantukhir diumumkan dan alhamdulillah saya lulus,” ungkapnya.
Selama berdinas, Kapolsek Humanis itu menjabat di sejumlah posisi penting, bahkan pernah menjadi Ajudan Wakil Walikota (2001-2006) dan Pembina Satpol-PP (2007-2013).