Mahasiswa Unpatti Terbunuh di JMP

6 dari 9 Terduga Pembunuh Mahasiswa Unpatti Diperiksa Terpisah di Polres Ambon, 3 di Mapolsek

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEIN RATUANIK - Husein Sein Ratuanik (1997-11 Februari 2021) berfose di Jembatan Merah Putih (JMP) Ambon, 11 April 2020 lalu. Mahasiswa Fakultas Teknik Unpatti ini meninggal dunia usai dianiaya sekelompok pemuda di kawasan Jembatan Merah Putih (JMP) Ambon, Kamis (11/2/2021) dini hari.

6 dari 9 Terduga Pembunuh Mahasiswa Unpatti Diperiksa di Polres Ambon, 3 di Mapolsek

AMBON, TRIBUNAMBON.COM — Polisi di Kota Ambon, Kamis (11/2/2021) siang  menangkap sembilan pemuda terduga penganiayaan berujung kematian, M Husein Suat atau Sein Ratuanik (23) di kawasan Jembatan Merah Putih (JMP) Kota Ambon.

Sein Ratuanik adalah mahasiswa semester akhir Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Kamis (11/2/2021) dini hari.

Hingga Kamis sore, polisi belum menetapkan tersangka di kasus ini.

Kesembilan pemuda itu diperiksa terpisah.

Status mereka masih sebagai saksi.

Enam diantaranya digelandang dan diperiksa parsial di ruang penyidik reserse dan kriminal Markas Kepolisian Resort Kota Ambon dan Pulau Pulau Lease, Jl. Sirimau Dr Latumenten No.10, Kel Waihaong, Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku.

Sedangkan tiga pemuda lainnya diperiksa intensif di ruang penyidik Mapolsekta Teluk Ambon, Jl Ir Muhammad Putuhena, Teluk Ambon, sekiyar 1,2 km dari lokasi kejadian perkara.

TERDUGA PELAKU - Aparat resmob Polresta Ambon dan Pulau-Pulau Lease, menggelandang pemuda yang diduga menjadi pelaku penganiayaan berujung kematian mahasiswa Fakultas Teknik Unpatti, Husein Suat atau Sein Ratuanik (23 tahun) di Jembatan Merah Putih (JMP) Ambon, Kamis (11/2/2021). (dok_polresta_Ambon_dan_Pulau_Lease)

Siapa Husein Ratuanik, Anak Kembar, Ketua BEM, Berprestasi Nasional dan Musisi Muda Ambon

Mahasiswa Unpatti Ambon Tewas Setelah Dianiaya di Kawasan Jembatan Merah Putih

Kepala Sub Bagian Humas Polresta Pulau Ambon, Ipda Issack Leatemia  juga mengkonfirmasikan penyelidikan kasus yang menghobohkan warga Ambon ini. 

Terpisah, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Teluk Ambon Inspektur Polisi Dua  (Ipda) Burhanuddin Surya mengkonfirmasikan penyidikan maraton ini.

“Mereka sudah ditahan dan masih dalam proses dimintai keterangan secara terpisah,” ujarnya.

Atas pertimbangan etik dan penyelidikan, polisi belum mengungkap identitas sembilan terduga pelaku.

Tim penyidik yang berjumlah 10 bintara dan perwira masih  mempelajari peran, rincian kronologis, dan  peran masing-masing terduga pelaku.

"Iya betul, ada yang diperiksa di Polsek itu ada tiga orang dan di Polresta ada enam, masih kami dalami ya," kata dia. (*)

1. KRONOLOGIS: Sempat Terjadi Adu Fisik, Sein Ratuanik dan Teman Wanitanya Dikejar 10 Motor

SEIN RATUANIK - Husein Sein Ratuanik (1997-11 Februari 2021) di sebuah kafe di Ambon. Mahasiswa Fakultas Teknik Unpatti ini meninggal dunia usai dianiaya sekelompok pemuda di kawasan Jembatan Merah Putih (JMP) Ambon, Kamis (11/2/2021) dini hari.

KRONOLOGIS: Sempat Terjadi Adu Fisik, Sein Ratuanik dan Teman Wanitanya Dikejar 10 Motor

Kematian Uceng terungkap ke publik, Kamis (11/2/2021) siang, setelah beredar di facebook dan instagram.

Adalah rekannya, Aswinda Nilamsari Rusli (25), karyawan PT Angkasa Pura 1 Bandar udara Pattimura Laha, yeng pertama kali melaporkan kejadian ini di Mapolsek Teluk Ambon, kawasan Bundaran Unpatti atau sekitar 700 meter dari lokasi kejadian, JMP.

Dari Winda,  warga Negeri Laha Teluk Ambon, inilah terungkap kronologis pengeroyokan yang berujung kematian Uceng.

Winda adalah salah seorang teman Sein.

Kabarnya, Winda membonceng di kendaraan Sein.

Sesuai acara, sekitar pukul 02.30 WIT, korban bersama rekan-rekannya menjemput kawannya, Gibran Tualeka (17 tahun), di Perumnas Waiheru Blok 3, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.

Gibran adalah pelajar SMA Negeri 11 Ambon dan tercatat sebagai warga kawasan Kebun Cengkeh Perempatan.

Sebelumnya, mereka mendapat kabar bahwa seorang rekannya dipukul, di Waeheru, kawasan Baguala.

Kepada seorang aparat di kawasan Pangkalan Udara Pattimura, Winda bercerita Sein dan Aswinda boncengan.

Ada tiga kendaraan lain rekan mereka yang mengikuti dari arah Galunggung menuju Waiheru.

Namun karena tak menemukan pemuda yang memukul Gibran, Sein dan rekannya langsung pulang.

Nah dalam perjalanan pulang inilah mereka diteriaki beberapa pemuda yang mangkal  di sekitar Jembatan LIPI, Kelurahan Poka.

Salah satu rekan korban berhenti.

Rekan Sein menanyakan kenapa mereka dimaki.

Adu mulut pun tak terhindarkan.

Bahkan dilaporkan sempat terjadi  adu fisik antara rekan korban.

Fauz Latuwamuri (21), salah seorang rekan Sein dilapaorkan, sempat menarik baju dan mendorong salah seorang pemuda di sekitar Jembatan LIPI Desa Poka.

Fauz adalah mahasiswa semseter 1 di Unpatti.

Dia tercatat sebagai warga Tantui, sekitar SMA Negeri 13 Ambon.

Rombongan Sein dan tiga sepeda motor melanjutkan perjalanan ke arah Kota, melalui Jembatan Merah Putih.

Namun insiden belum selesai.

Si depan kantor PLN Poka, mereka juga sempat dilempari kelompok pemuda lain.

Dalam perjalanan itulah, Sein terpisah dari iring-iringan kawannya.

Disebutkan, setidaknya ada 10 kendaraan roda dua yang dipakai para pelaku.

Aksi kejar-kejaran di jalan ini berlansgung cepat.

Korban dan rekan-rekannya tak menghiraukan.

Tepat di tanjakan JMP Poka, salah satu pemuda menendang kendaraan yang dikendarai Sein.

Tak kuasa mengendalikan motir matiknya, Sein dan Aswinda terjatuh.

Sein dan Aswinda hendak lari menyelamatkan diri.

Namun belum lagi menaiki kendaraan mereka, kelompok pemuda datang.

Penganianyaan pun terjadi.

Sein mengalami luka tusukan di punggung sebelah kiri.

Darah mengucur membasahi baju kedua korban.

Setelah para pelaku pergi, dengan menumpang angkot, Aswinda membawa Sein ke RS Bhayangkara, Tantui.

Namun dalam perjalanan, Sein meninggal dunia.

Sekitar pukul 05.00 WIT, Winda melaporkan insiden ini di Mapolsek Teluk Ambon. (*)

Berita Terkini