"Bergembira kalau ada tenaga kesehatan didekatnya, karena dekat dengan agen perubahan dalam bidang kesehatan," kata Harif.
Harif juga mengajak keluarga dari perawat atau tenaga kesehatan lainnya agar menerima dan memberikan semangat terhadap profesi perawat di tengah pandemi COVID-19.
"Yakinlah perawat tidak mungkin tega menularkan pada siapapun. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran."
"Teman-teman saya ada yang bekerja di ruang isolasi pulang ke rumah gak ada masalah diterima di keluarga," kata Harif.
• UN 2020 Ditiadakan Akibat Wabah COVID-19, Inilah Penentu Kelulusan Siswa SD, SMP, SMA dan SMK
• Rapid Test Deteksi COVID-19 Dilakukan, Inilah Kriteria Orang yang Masuk Golongan Prioritas
Perawat diusir dari indeindekos ngungsi di RS
Sebelumnya cerita miris terdengar dari seorang perawat yang bekerja di RSUP Persahabatan, yang menjadi rumah sakit rujukan nasional untuk pasien COVID-19.
Perawat tersebut mendapatkan perlakuan tidak mengenakan dari warga di lingkungan tempat tinggal sementaranya.
Ia diusir dari indekos nya, karena pemiliknya takut jika perawat tersebut menularkan virus corona.
Hal tersebut pun dibenarkan oleh Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Harif Fadhillah.
Harif menyebut ada tenaga medis yang diusir dari indekosnya karena dianggap dapat menularkan virus.
"Sejak tahu RS Persahabatan rujukan nasional COVID-19 walaupun perawat tidak menangani COVID-19."
"Bukan bekerja di ruang isolasinya mereka diminta tidak indekos di situ," kata Harif kepada Tribunnews.com, Selasa (24/3/2020).
Persoalan tersebut telah ia terima dari pihak Persatuan Perawat Nasional sejak Minggu, 2 Maret 2020 lalu.
Harif pun menjelaskan kondisi terbaru dari perawat yang mendapatkan stigma negatif tersebut.
"Sehingga perawat dan dokter itu sekarang yang saya dapat informasinya dan sudah saya tanya kembali, mereka sedang menginap di rumah sakit," ucap Harif.