TRIBUNAMBON.COM - Di tengah wabah corona atau COVID-19 yang sudah mendunia, peran tenaga kesehatan amat lah penting.
Mereka rela bertaruh nyawa, karena berinteraksi langsung dengan pasien COVID-19 setiap harinya.
Tak jarang, ada pula tenaga kesehatan yang ikut terpapar virus.
Bahkan, mereka pun sampai meregang nyawa demi merawat pasien corona.
• Seorang Pria di China Meninggal karena Hantavirus yang Ditularkan Tikus
• Update Virus Corona Maluku 24 Maret: Pemprov Maluku Pekan Ini Pertegas Aturan Tempat Hiburan
Namun cerita miris justru terdengar dari mereka, yang menjadi garda terdepan bangsa dalam menangani corona.
Stigma negatif mulai bermunculan kepada tenaga kesehatan seperti perawat yang bertugas merawat pasien corona.
Yang terparah, adanya perawat yang diusir dari indekosnya, karena dikhawatirkan menularkan virus.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Harif Fadhillah pun mengimbau masyararakat tidak perlu khawatir.
Pasalnya, para perawat amat memahami cara penanganan pasien dan bagaimana antipasi pencegahan penularannya.
"Saya kira tenaga kesehatan itu sangat tahu bagaimana cara mereka menanagani pasien daripada masyarakat."
"Tenaga kesehatan tahu dan sadar cara untuk memcegah penualaran," ungkap Harif kepada Tribunnews.com, Selasa (24/3/2020).
Sebab, selain merawat pasien di rumah sakit, perawat juga punya tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
• Langkah Sederhana Mencegah Diri Tertular COVID-19, Mari Berkontribusi Akhiri Pandemi!
• Gubernur Maluku Murad Ismail Dapat Tugas dari Presiden Jokowi Soal Corona
Menurut Harif, seharusnya masyarakat senang jika di lingkungan sosialnya terdapat perawat.
Artinya masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait COVID-19 dengan lebih mudah.
"Perawat itu harus jadi contoh peran yang baik untuk perilaku sehat jadi gak usah takut."