Malteng Hari Ini

Perjuangan Masyarakat Pegunungan Seram Utara, Tempuh Perjalanan 3 Hari Untuk Dapat Layanan Kesehatan

Tantangan tersebut di alami Wendy Rehena (37), seorang ibu rumah tangga dari Negeri Administratif Hatuolo yang memiliki tiga orang anak.

|
Tribunambon/silmi
NEGERI HATUOLO - Potret ibu-ibu pegunungan Seram Utara, Maluku Tengah saat membawa Saloy melintasi Negeri Administratif Hatuolo, Kecamatan Seram Utara, pekan lalu 

‎Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo

‎MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Perlu sekurangnya tiga hari bagi masyarakat pegunungan Seram Utara tepatnya dari Negeri Hatuolo tuk dapat pelayanan kesehatan di Puskesmas Wahai, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.

‎Tantangan tersebut di alami Wendy Rehena (37), seorang ibu rumah tangga dari Negeri Administratif Hatuolo yang memiliki tiga orang anak.

Dimana, anak pertamanya berusia 11 tahun, anak kedua 10 tahun, dan anak ketiga 7 tahun.

Baca juga: Usai Bentrok, TribunAmbon.com Salurkan Bantuan Warga ke Pengungsi Hunuth

‎Tepat Senin (10/8/2025), ia bergegas membawa dua anaknya yang sakit menuju Puskesmas Wahai.

Hal itu dilakukanya karena keduanya tak bisa dirawat dengan pengobatan tradisional.

‎"Pperjalanan turun ke Wahai dari Hatuolo, kurang lebih tiga hari perjalanan," ceritanya kepada TribunAmbon.com, (14/8/2025) pekan lalu.

Kepergian Mama Wendy ‎dari Negeri Administratif Hatuolo ke wahai ditemani sang suami tercinta. 

Selama Perjalanan, Mama Wendy dan suami berbagi tugas, mama Wendy menggendong anak paling bungsu dengan gendongan kain,

Sementara sang suami juga menggendong putri kecil mereka.

‎"Dari Hatuolo jam 9 pagi sampai di Elemata jam 1 siang, bermalam di Elemata," cetus Mama Wendy.

‎Untuk sampai ke Wahai diperlukan dua hari perjalanan dari Elemata, waktu itu cuaca tidak bersahabat, hujan lebat dan banjir membuat dirinya harus bermalam di walang-walang yang terletak di bantaran sungai Sariputih. 

‎"Lalu turun di Wahai dua hari perjalanan, dalam perjalanan kami bermalam juga karena hujan dan banjir. Makanya tidak bisa melalui jalan, kami bermalam di walang-walang," imbuh Mama Wendy.

‎Saat itu, mereka tak sendiri namun ada dua keluarga yang juga bepergian ke Puskesmas Wahai tuk pemeriksaan kesehatan. 

‎"Yang turun tiga keluarga, anak-anak yang turun periksa kesehatan di Wahai sebanyak empat anak," ungkapnya.

Baca juga: Pasca Diberitakan TribunAmbon.com, DLH Buru Bersihkan Tumpukan Sampah di Jalan Menuju Pasar Impres

Sesampainya di pemukiman daerah pesisir, mereka menginap di unit O Desa Administratif Rejosari, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi. 

‎"Lalu bapa raja jemput tuk ke Puskesmas Wahai," tambah Mama Wendy.

‎Ia menceritakan, kala itu anaknya mengalami demam tinggi, ia khawatir anaknya terkena malaria, namun hasil pemeriksaan menunjukkan demam biasa.

"Ternyata itu sakit biasa karena terlalu bermain," ucap Mama Wendy.

‎Sementara, satu anaknya lagi mengalami cedera tulang belakang (tulangnya agak menonjol), terakhir anak bungsunya mengalami gizi buruk.

‎"Yang gizi buruk masih ada dalam pelayanan puskesmas, dapat pelayanan makanan tambahan dari puskesmas," imbuh dia.

‎Usai pemeriksaan, Mama Wendy dan suami harus kembali ke Hatuolo, namun anak mereka tidak ikut pulang, mereka menginap di Wahai.

‎"Anak saya dua lainnya masih ada di Siatele dan Air Besar," terang Mama Wendy.

Baca juga: Pastikan Harga Pangan Stabil, Pj Sekda Tual Bersama TPID Sidak Pasar Marren

Walau begitu, mereka masih bisa menarik napas lega, pasalnya seluruh biaya pengobatan dan biaya pulang-pergi ditanggung oleh pihak desa. 

‎"Untuk biaya kami berobat ditanggung oleh pihak desa,"ucap Mama Wendy dengan nada syukur. 

‎Tentu, dari tantangan perjalanan untuk mendapat akses pelayanan kesehatan ini, sebagai seorang ibu ka berharap agar desanya bisa memiliki satu bidan desa. 

‎"Harapan kami kedepan agar Negeri Hatuolo bisa memiliki satu bidan desa," harapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved