Malteng Hari Ini

RSUD Masohi Setop Layanan Buntut Kistruh di Internal, Ketua DPRD: Miskomunikasi Saja

‎Ketua DPRD Maluku Tengah, Hery Men Carl Haurissa menyebut, ada miskomunikasi antara manajemen dan dokter spesialis.

TribunAmbon.com/ Silmi Suailo
FOTO BERSAMA - Pimpinan beserta anggota DPRD Maluku Tengah foto bersama dengan manajemen dan dokter spesialis RSUD Masohi, Kamis (26/6/2025) 

‎Laporan Jurnalis Tribun Ambon.com, Silmi Sirati Suailo 

‎MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Kisruh manajemen versus dokter spesialis, buntutnya RSUD Masohi mogok pelayanan, Rabu (25/6/2025) kemarin.

‎Ketua DPRD Maluku Tengah, Hery Men Carl Haurissa menyebut, ada miskomunikasi antara manajemen dan dokter spesialis.

‎"Sebetulnya miskomunikasi saja, tadi sudah terjawab sudah terselesaikan," tukas Ketua DPRD saa diwawancarai usai memimpin rapat mediasi, Kamis (26/6/2025).

‎Dirinya pun meminta agar manajemen dan Dokter Spesialis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi agar menyatukan tujuan dan tekad. 

‎"Kami pimpinan minta agar apapun perbedaan mereka, mereka harus menyatukan satu tujuan dan satu tekad bahwa pelayanan itu harus mereka maksimalkan," ujar Haurissa. 

‎Tadi (dalam forum rapat) dari direktur dan jajaran bersama dengan jajaran dokter spesialis sudah sama-sama membuka diri. 

‎"Dan kita sudah bersepakat untuk meninggalkan yang kemarin, kita menuju hal-hal besar," tuturnya. 

Baca juga: Paksa Melintasi Jembatan Darurat Desa Keta SBT, Sebuah Truk Terbalik

Baca juga: Tanpa Sepengetahuan, Nasabah Bank Mandiri Masohi Tiba-tiba Punya Tagihan Kredit Rp 25 Juta

‎Dikonfirmasi kenapa rapatnya tertutup, Ia menyebut ini bukan rapat dengar pendapat (RDP), tapi upaya pimpinan untuk mengkonsolidasikan. 

‎Selain itu, Ia menyebut, tadi (dalam forum rapat) sudah dibicarakan masalah-masalah yang ada di rumah sakit plat merah itu.

‎"Dan Direktur sudah menyampaikan bahwa ada penanganan dan sudah ada upaya untuk memesan obat kembali," pungkas Haurissa. 

‎Dari sisi kelangkaan obat, alat-alat habis pakai telah dibicarakan bersama. Bagi DPRD yang paling penting mereka ada pada satu kesepahaman dulu. 

‎"Saling memahami satu dengan yang lain, kalau mereka tidak bisa mengkonsolidasi diri secara baik lalu terjadi konflik interest atau miskomunikasi antara pihak manajemen rumah sakit dan dokter spesialis berarti sistem pelayanan masyarakat tidak bisa berlangsung secara baik," tutupnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved