Malteng Hari Ini

DPRD Rencana Panggil Disperindag Bahas Manajemen Masohi Plaza

DPRD Maluku Tengah berencana memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Tengah guna membahas manajemen Masohi Plaza (Maplaz).

Silmi Suailo
MASOHI PLAZA - Nampak depan Masohi Plaza di Jalan Abdullah Soulissa, Kota Masohi. 

Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo

‎MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - DPRD Maluku Tengah berencana memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Tengah guna membahas manajemen Masohi Plaza (Maplaz).

‎Rencana itu disampaikan Anggota Komisi II DPRD Maluku Tengah, Hasan Alkatiri saat diwawancarai TribunAmbon.com, Jumat (19/6/2024) lalu.

‎"Insya Allah nanti kami usulkan pada ketua komisi yang baru untuk memanggil Disperindag kita diskusi  untuk menyelesaikan problematika yang terjadi di Maplaz," ujar Politisi Partai Golkar itu.

Baca juga: Video Tak Senonoh Diduga Pelantun Lagu "Stecu Stecu" Beredar di Medsos

‎Menurutnya, kondisi terkini Maplaz harus diurai sehingga bisa dimanfaatkan , dan berkontribusi untuk pendapatan masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD).

‎Ia juga menyoal kelayakan gedung empat lantai itu, kata Hasan harus ada rehabilitasi ringan khusus di lantai 3 dan lantai 4 lantaran sudah banyak plafon yang bocor.

‎"Jadi di rapat itulah nanti kita suruh menghitung. Insya Allah hendak bikin perubahan kita bisa bicarakan sama Pak bupati agar bagaimana bisa tercapai," tuturnya.

‎Wakil rakyat itu juga menyarankan agar Pemda melakukan kontrak dengan pihak ketiga, agar pengelolaannya lebih baik.

‎"Kalau saya lebih bagusnya Pemda  melakukan kontrak karya atau (manajemennya) pada pihak ketiga," tukasnya.

Baca juga: Stok Bahan Dapur di Pasar Mardika Ambon Terbatas, Tomat Rp 40 Ribu Per Kilogram

‎Kontrak karya itu berguna agar biaya pemeliharaan ditanggung pihak ketiga dan Penda dapat bagian (retribusi) dari kontrak tersebut.

‎"Itu lebih ikhtiar, bahkan saya pernah menyampaikan sama pak wakil dan beliau punya pemikiran yg sama dan InsyaAllah nanti kita dorong sama-sama kalau bisa ini diserahkan pada pihak ketiga, dan pihak ketiga yang  mengelola, dan kita mendapatkan retribusi," imbuhnya.

‎DPRD menganggap Maplaz merupakan ikon, terlebih direhabilitasi dengan anggaran yang fantastis dan harapan DPRD masih menjadi ikon.

‎"Dan kalau ini di pihak ketiga- kan Insya Allah bisa jadi ikon karena manajerialnya itu bisa dikelola dengan baik. Karena kalau di dinas bukan kita bilang mereka tidak mampu untuk manajerial," ungkap Hasan.

‎Tetapi dengan konsentrasi (Disperindag) begitu banyak pasti kewalahan.

Sehingga Hasan menyebut, jika ada rapat-rapat pimpinan DPRD, maka diberi masukan untuk bangun komunikasi dengan Bupati biar Maplaz dikelola oleh pihak ketiga.

‎"Saya melihat maplaz  itukan perawatannya tidak efisien, kemungkinan terkendala efisiensi ini akhirnya biaya perawatan tidak ada," pungkas Anggota Legislatif Partai Golkar itu. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved