Malteng Hari Ini
Keterbatasan Obat di RSUD Masohi Jadi Sorotan Publik, Kendala Klaim BPJS Kesehatan?
Pantauan TribunAmbon.com seminggu belakangan gejolak protes dilayangkan Warga Maluku Tengah melalui saluran media sosial Facebook
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Keterbatasan obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi menjadi sorotan publik beberapa waktu belakang ini.
Pantauan TribunAmbon.com seminggu belakangan gejolak protes dilayangkan Warga Maluku Tengah melalui saluran media sosial Facebook, mereka memprotes kelangkaan obat-obatan di rumah sakit plat merah itu.
Rabu (11/6/2025), salah seorang pengguna Facebook Taslim Kalidupa Taslim menyoroti pelayanan RSUD Masohi yang disuarakan via media sosial.
"Kalu bupati seng ambil langkah cepat maka RSUD Masohi bisa saja penghentian pelayanan kepada masyarakat karna selain operasi besar dihentikan berakibat pasien yang mau operasi harus di rujuk ke ambon. Tapi alat kesehatan dan obat sebagian besar beli di luar bahkan dana untuk masak air panas di dapur saja su sekarat ...ini baru bulan Juni dana operasional RSUD Masohi su sekarat lalu bulan Juli ke atas bagimana lagi," tulisnya dalam grup Facebook Gerbang Malteng.
Sabtu (7/6/2025) lalu, akun Facebook Sagu Salempeng juga memosting di grup yang sama ihwal resep obat Paracetamol dan Infus dari RSUD Masohi, ia mengeluhkan tidak tersedianya dua item tersebut.
"Sekelas RSUD Paracetamol dan Infus yang hanya 30 ribuan seng tersedia, entah habis dan stok yang belum masuk atau apa sih," tulisnya.
Penelusuran TribunAmbon.com sejak Selasa (10/6/2025), berdasarkan pengakuan seorang informan di Lingkungan Pemda Maluku Tengah, belum dicairkannya klaim BPJS Kesehatan sejak Oktober 2024 hingga saat ini.
Baca juga: Ini Alasan Mengapa Harus KUR BRI untuk Ajukan Pinjaman di Tahun 2025: Syarat Mudah, Proses Cepat
Baca juga: Bak Kebun, Sopir Angkot Tanam Pohon Pisang hingga Singkong di Jalan Rusak Pasar Batu Merah Ambon
"Hal itulah yang menyebabkan kendala operasional dan kebutuhan medis di RSUD Masohi," ungkap sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Ia bahkan menyebut utang BPJS Kesehatan ke RSUD Masohi diperkirakan Rp 7 miliar.
Bahkan kata sumber, perusahaan farmasi selaku pihak ketiga yang selama ini bekerja sama dengan RSUD Masohi menyetop transfer obat-obatan akibat kondisi demikian.
"Perusahaan obat sampai enggan kasih obat ke RSUD," tuturnya.
TribunAmbon.com kemudian melakukan upaya konfirmasi dengan Direktur RSUD Masohi, Anang Rumuar sejak Selasa (10/6).
"Nanti besok saja jam 09.00 WIT," ujarnya singkat saat ditemui.
Rabu (11/6) upaya konfirmasi kedua kalinya juga dilakukan sayangnya direktur tidak berada di tempat.
"Saya lagi hajatan keluarga," tukasnya melalui pesan singkat WhatsApp.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Malteng, Elsa Tutuarima meneruskan konfirmasi resmi BPJS Kesehatan Cabang Ambon soal proses klaim BPJS Kesehatan RSUD Masohi.
Diakui, RSUD Masohi belum tertib dalam melakukan pengajuan klaim kepada BPJS Kesehatan. Selain itu, keterlambatan entry data dari pihak rumah sakit meliputi : input pelayanan ke sistem INA-CBG's yang tidak tepat waktu.
"BPJS Kesehatan selalu mengingatkan RS untuk mengajukan klaim setiap bulan maksimal tanggal 15 bulan berjalan," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.