SBT Hari Ini

Kekurangan Stok, Harga Cabai di Kota Bula Melonjak Drastis, Tembus Rp 150 Per Kilo

Harga cabai di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) melonjak drastis.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Mesya Marasabessy
Haliyudin Ulima
HARGA CABAI - Pasokan cabai di lapak Mama Minces (56) salah satu pedagang di Pasar Bula, kabupaten SBT, Kamis (15/5/2025). Harga cabai naik dari harga sebelumnya Rp. 100 ribu menjadi Rp 150 ribu untuk cabai rawit, sedangkan cabai keriting Rp 50 ribu, naik menjadi Rp 70 ribu per kilo. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Haliyudin Ulima 

BULA, TRIBUNAMBON.COM - Imbas pasokan cabai yang mulai berkurang, harga cabai di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) melonjak drastis.

Pantauan TribunAmbon.com, Kamis (15/5/2025) harga cabai naik setengah kali lipat dari harga sebelumnya Rp 100 ribu.

Hingga kini, rata-rata pedagang di pasar Bula menjualnya dengan harga Rp 150 ribu per kilonya untuk cabai rawit.

Harga tersebut naik dari sebelumnya yang mana cabai rawit per kilo hanya Rp 70 ribu naik menjadi Rp 100 ribu, dan yang terbaru adalah Rp 150 ribu.

Adapun untuk setengah kilonya dijual dengan harga Rp 75 ribu, dan Rp 20 ribu untuk satu kaleng susu.

Sementara untuk cabai panjang sebelumnya Rp 50 ribu, kini naik menjadi Rp 70 ribu per kilo, untuk setengah kilo dikenakan Rp 35 ribu, dan seperempat Rp 18 ribu.

Mama Minces (56) salah satu pedagang mengakui, kenaikan harga dipicu akibat kurangnya jumlah pasokan yang didistribusi ke pasar Bula.

"Ini karena stok rica ada kosong sekarang ini, rata-rata semua ini dari petani di Kota Bula saja yang tersedia sekarang ini," ujarnya kepada TribunAmbon.com.

Baca juga: Ketua DPRD Maluku Pastikan Proses Perampungan Jembatan Dian-Tettoat di Tahun 2025

Baca juga: Perayaan ke 208 Hari Pattimura, Kapolresta Ambon Kawal Prosesi Sakral di Gunung Saniri - Saparua

Dirinya mengakui, stok melimpah biasanya diambil dari wilayah Kobi Sonta, kabupaten Maluku Tengah, dengan hanya menggunakan transportasi darat saja.

"Sekarang ini stok lagi kosong, khusus untuk wilayah Kobi Sonta yang biasanya banyak, karena yang paling banyak itu dari sana dan jaraknya juga dekat, tinggal telfon saja langsung diantar," jelasnya.

Akibat kondisi itu, kata dia sangat berpengaruh terhadap daya pembeli, yang cenderung membeli dengan jumlah  terbatas.

"Pembeli tidak terlalu banyak, itupun cuman ada yang beli setengah-setengah saja, ada juga yang beli per cupa tapi sedikit," tutupnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved