Info Daerah
Wabah Diare di Pulau Rhun, Maluku Tengah Terungkap, Produk Kadaluwarsa Pemicunya
Pemicunya sejumlah produk kadaluwarsa dari makanan kemasan hingga bumbu dapur yang dijual di beberapa kios di Pulau Rhun.
Penulis: Silmi Sirati Suailo | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Jurnalis TribunAmbon.com, Silmi Sirati Suailo
MASOHI,TRIBUNAMBON.COM - Wabah diare yang melanda warga Pulau Rhun Kecamatan Banda Maluku Tengah akhirnya terungkap.
Pemicunya sejumlah produk kadaluwarsa dari makanan kemasan hingga bumbu dapur yang dijual di beberapa kios di Pulau Rhun.
Demikian hasil sidak dan pemeriksaan tim kesehatan Kabupaten Maluku Tengah.
Sementara itu, pemeriksaan air di rumah warga tidak mengandung bakteri, Senin (14/4/2025).
Dinas Kesehatan Maluku Tengah melalui Camat Banda melaporkan, setelah ada puluhan warga mengalami diare, tim menemukan belasan kios di Pulau Rhun menjual makanan kemasan hingga bumbu dapur kedaluwarsa.
Camat Banda, Handayani Hassannusi mengatakan, tim Kesehatan melakukan investigasi di 16 toko yang ada di Pulau Rhun, dari 16 toko ditemukan 10 toko yang menjual berbagai macam bahan makanan pokok yang sudah kedaluwarsa.
Pemeriksaan itu dilakukan setelah menerima laporan warga.
Baca juga: Pasar Bula Maluku Sepi Pembeli, Pedagang Keluhkan Kondisi Bangunan yang Tak Lagi Layak
Baca juga: Laporan Mandek, Puluhan Pemuda Demo Usut Tuntas Dugaan Tipikor di Negeri Assilulu Maluku
"Beberapa warga sering kali membeli bahan makanan pokok di kios-kios yang menjual barang kedaluwarsa," ujar Hassannusi.
Ada yang telah habis masa penggunaan pada 2023, 2024, dan awal 2025. Bahan makanan itu langsung disegel dan diserahkan pemilik kios ke pihak desa.
Terpisah, Kepala Desa di Pulau Rhun, Salihi Surahi, mengatakan, saat survei ke kios-kios, fakta di lapangan menunjukkan sejumlah produk seperti susu, jajanan-jajanan, bumbu masak, dan minuman banyak yang expired.
"Penjual rata-rata tidak mengetahui barang jualannya kedaluwarsa. Ada kemungkinan penjual yang lalai dan tidak teliti mengecek tanggal kedaluwarsa sebelum membeli. Beberapa kios juga dicurigai menjual stok lama yang belum laku," tukas Salihi.
Menurutnya, kemungkinan beberapa penjual ini belum mendapat arahan soal tanggal kedaluwarsa dan harus dibuang atau dimusnahkan.
"Kami memang berencana akan memusnahkan barang-barang yang sudah ditarik itu," imbuh dia.
Namun, Salihi belum bisa memastikan apakah warga yang diare tersebut terbukti mengonsumsi makanan kedaluwarsa dari kios atau tidak.
Hingga kini, pihak desa, camat, dan tim kesehatan masih melakukan pemeriksaan dan pengembangan untuk memastikan penyebab diare. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.