Info Terkini
Teror Kepala Babi di Kantor Tempo, Ahli Pers Maluku Sebut Itu Intimidasi dan Kebodohan
Sebuah paket berisi kepala babi, dengan kedua telinga terpotong, dikirimkan kepada salah satu jurnalis Tempo, FCR.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Sebuah tindakan teror yang mengerikan mengguncang kantor redaksi Majalah Tempo pada Rabu, 19 Maret 2025.
Sebuah paket berisi kepala babi, dengan kedua telinga terpotong, dikirimkan kepada salah satu jurnalis Tempo, FCR.
Paket tersebut, yang diterima melalui satpam, baru dibuka keesokan harinya, 20 Maret 2025, dan langsung menimbulkan trauma mendalam bagi FCR dan rekan-rekannya.
Insiden ini bukan sekadar tindakan iseng, melainkan sebuah serangan langsung terhadap kemerdekaan pers.
Ahli Pers Dewan Pers untuk Maluku, Insany Syahbarwati, dengan tegas menyatakan bahwa ini adalah bentuk intimidasi brutal yang bertujuan untuk membungkam suara kritis Tempo.
"Ini jelas-jelas merupakan tindakan kekerasan, intimidasi dalam bentuk teror," katanya saat dihubungi TribunAmbon.com, Jumat (21/3/2025).
Pengiriman kepala babi ini sarat makna simbolis. Babi, dalam konteks tertentu, sering kali dikaitkan dengan penghinaan dan pelecehan.
Baca juga: Aktivis Kampus Geram, Pungli Potong Rumput Unpatti Langgar Hukum dan Etika Pendidikan
Baca juga: Ironi Stadion Unpatti Menuju World Class University: Kampus Elit, Potong Rumput Sulit
Tindakan ini bukan hanya ditujukan untuk menakut-nakuti FCR secara pribadi, tetapi juga untuk mengirimkan pesan mengerikan kepada seluruh jurnalis Tempo dan media lainnya: berani bersuara kritis, maka konsekuensinya adalah teror.
"Intimidasi ini adalah upaya untuk menakut-nakuti pers agar berhenti menyampaikan fakta peristiwa yang terjadi hari-hari ini," ungkap Insany.
Ia menyoroti bahwa tindakan ini menciptakan ruang tidak aman bagi jurnalis, mengancam kebebasan mereka untuk menyampaikan kebenaran.
Lebih lanjut, Insany mengecam tindakan ini sebagai kebodohan yang nyata.
"Ini aneh, karena sumber informasi bisa didapatkan di mana saja. Ketika dibungkam sekalipun, ini era digital, siapa saja bisa menyuarakan apapun. Lantas kenapa dengan bodohnya mengirimkan kepala babi ke kantor redaksi Tempo? Itu kebodohan yang nyata," paparnya.
Ia menambahkan, ketika satu media dibungkam maka media lainnya akan tetap bersuara.
Jadi, cara menakut-nakuti dengan cara jadul ini sangat bodoh
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.