Ambon Hari Ini

Aktivis Kampus Geram, Pungli Potong Rumput Unpatti Langgar Hukum dan Etika Pendidikan

Ia merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang menyatakan bahwa perguruan tinggi bertanggung jawab atas penyelengga

Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
DUGAAN PUNGLI - Mahasiswa dimintai ratusan ribu rupiah tuk biaya pemotongan rumput liar di Lapangan Sepak Bola Universitas Pattimura Ambon. Tampak lapangan tak terurus, rumput meninggi hingga ganggu aktivitas praktek mahasiswa, Jumat (21/3/2025). 

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Kondisi Stadion Sepak Bola Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon yang memprihatinkan dan dugaan pungutan liar (pungli) yang dialami mahasiswa, memicu kecaman keras dari aktivis kampus, Jumat (21/3/2025).

Syarief Renoat, selaku aktivis dan mahasiswa Unpatti, menyoroti masalah ini dari sudut pandang hukum dan etika dalam pengelolaan fasilitas pendidikan.

Syarief menegaskan bahwa pungli, atau praktik pemungutan uang di luar ketentuan yang berlaku, adalah masalah serius yang merugikan mahasiswa dan menghambat kualitas pendidikan. 

Dalam konteks perguruan tinggi, pungli merujuk pada pengenaan biaya yang tidak transparan untuk pemeliharaan fasilitas yang seharusnya menjadi tanggung jawab institusi.

"Pungli, atau praktik pemungutan uang di luar ketentuan yang berlaku, adalah masalah serius yang dapat merugikan mahasiswa dan menghambat pencapaian kualitas pendidikan," tegas Syarief.

Ia merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang menyatakan bahwa perguruan tinggi bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan, termasuk pemeliharaan fasilitas.

Selain itu, perguruan tinggi dilarang melakukan pemungutan biaya di luar ketentuan.

"Pasal 6 menegaskan bahwa perguruan tinggi bertanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan, termasuk pemeliharaan fasilitas," jelas Syarief.

Sebagai aktivis kampus, Syarief mengaku prihatin dengan kondisi Stadion Sepak Bola Unpatti. 

Ia menilai, kondisi rumput liar yang tinggi bukan hanya menghambat kegiatan praktik olahraga mahasiswa, tetapi juga mencerminkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan dasar mahasiswa.

"Permintaan mahasiswa untuk memangkas rumput seharusnya menjadi prioritas, bukan beban tambahan. Mengapa mahasiswa harus membayar untuk pemeliharaan fasilitas yang seharusnya menjadi tanggung jawab universitas? Ini menunjukkan adanya ketidakadilan dalam alokasi anggaran dan perhatian terhadap fasilitas kampus," kecamnya.

Syarif mendesak pihak rektorat Unpatti untuk segera mengambil tindakan tegas dan mendengar suara mahasiswa. 

Baca juga: Dugaan Pungli di Unpatti: Mahasiswa Dimintai Uang tuk Potong Rumput Lapangan Bola

Baca juga: Warga Curhat Bantuan Sosial Tak Tepat Sasaran, Ely Toisuta: Ini Menjadi Catatan Penting

Ia juga menyerukan dialog antara mahasiswa dan pihak rektorat untuk mencari solusi berkelanjutan bagi pemeliharaan fasilitas olahraga.

"Sebagai aktivis kampus, saya menganggap bahwa pemungutan biaya untuk pemotongan rumput di stadion adalah bentuk pungli jika tidak ada dasar hukum yang jelas dan transparansi dalam penggunaannya," tegas Syarif.

Ia mendesak pihak rektorat untuk menyusun kebijakan yang jelas terkait penggunaan dan pemeliharaan fasilitas.
 
Kemudian, melibatkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan terkait anggaran pemeliharaan fasilitas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved