Seleksi Akpol

Pendaftar Akpol Capai 8.016 Orang, Irwasum Polri Tegaskan Proses Transparan Tanpa Calo

Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo menegaskan jalur masuk Akpol hanya satu, yaitu jalur reguler.

Humas Polda Maluku
SELEKSI AKPOL - Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen. Dedi Prasetyo tegaskan proses rekrutmen Akpol dilakukan secara transparan tanpa adanya calo. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

TRIBUNAMBON.COM -- Animo masyarakat untuk menjadi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun ini sangat tinggi.

Hingga hari ini, jumlah pendaftar online telah mencapai 8.016 orang.

Tingginya angka pendaftar ini, menurut Polri, berpotensi dimanfaatkan oleh calo atau pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan dengan iming-iming kelulusan.

"Per hari ini jumlah pendaftar online untuk Akpol ada 8.016. Kalau secara keseluruhan pendaftar 116.732 orang pada rekrutmen anggota Polri baik itu Tamtama, Bintara, Akpol  dan paling banyak Bintara," kata Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2/2025).

Irwasum Polri menegaskan bahwa sesuai arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jalur masuk Akpol hanya satu, yaitu jalur reguler.

Baca juga: Perkuat Pembiayaan Proyek Infrastruktur Nasional, BRI dan IIF Jalin Kerja Sama

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Turun 14 Persen Periode Mudik Lebaran 2025

Hal ini dilakukan untuk memastikan proses rekrutmen menghasilkan taruna-taruna Akpol yang berkualitas dan mampu menjalani pendidikan dengan baik.

"Sesuai arahan pimpinan, tahun ini sama seperti tahun lalu, tidak dilakukan dikotomi lagi, atau friksi-friksi jalur rekpro, jalur reguler, jalur kuota khusus," tegas Dedi.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan bahwa tahapan rekrutmen anggota Polri dilakukan secara transparan tanpa adanya calo.

Para calon taruna dapat melihat langsung hasil tes mereka dan peserta lain secara real time di layar yang disediakan.

"Selesai tes renang, catar (calon taruna) bisa langsung lihat dia berapa detik, nilainya berapa. Tes lari juga demikian, dapat berapa putaran, waktunya berapa lama. Tes-tes lainnya pun sama, selesai (tes), nilai langsung keluar. Nilai terpampang di layar, semua bisa melihat," jelas Dedi.

Penayangan nilai secara terbuka ini, menurut Dedi, bertujuan agar calon taruna dapat saling mengoreksi diri dan memahami bobot penilaian dari setiap tahapan tes.

"Calon taruna ketika dia merasa nilai tidak sesuai, diberikan kesempatan untuk mengoreksi ke panitia. Mereka juga sudah tau bobot nilai akademis berapa, psikologi berapa, jasmani berapa. Calon taruna itu bisa menghitung sendiri dengan sistem yang terbuka ini," terang Dedi.

Dedi berharap masyarakat tidak mudah percaya pada calo atau pihak-pihak yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan uang.

Ia menegaskan bahwa pelaku penipuan akan dikenakan sanksi pidana.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved