Tak Punya Fasilitas Kesehatan, Warga Kecamatan Watubela Desak Pemerintah SBT Peduli Layanan Medis

Warga kecamatan Watubela mendesak pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) membangun fasilitas layanan kesehatan di tempat mereka.

Penulis: Haliyudin Ulima | Editor: Tanita Pattiasina
Ist
KABUPATEN SBT - Korban angin kencang melanda desa Lahema, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Sabtu (8/2/2025) siang. Dua anak meninggal duni, satu mengalami luka-luka. 

Laporan Wartawan Tribunambon.com, Haliyudin Ulima

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Warga kecamatan Watubela mendesak pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) membangun fasilitas layanan kesehatan di tempat mereka.

Pasalnya, akses layanan kesehatan di kawasan tersebut sangat terbatas.

Apalagi layanan kesehatan sangat dibutuhkan warga. 

Terutama jika kondisi cuaca buruk melanda.

Faris Keltubuk, salah satu warga mengaku, untuk mendapatkan perawatan medis, pihaknya harus menempuh perjalanan menggunakan kendaraan laut agar sampai ke Puskesmas terdekat.

"Selama ini, masyarakat Watubela harus menyeberangi lautan menuju ibukota kecamatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Tamher Timur," ujarya saat diwawancarai Tribunambon.com, Senin (10/2/2025).

Baca juga: Angin Kencang Terjang Rumah Warga di SBT, 2 Anak Tewas Tertimpa Beton

Baca juga: Angin Kencang Melanda Desa Lahema Kabupaten Seram Bagian Timur, 3 Rumah Rusak Parah

Lebih lanjut dijelaskan, jika kondisi cuaca yang tak mendukung, pihaknya bahkan tak bisa berbuat banyak.

"Kondisi cuaca ekstrem, seperti angin kencang dan gelombang tinggi sering menghambat upaya pertolongan terhadap pasien yang membutuhkan penanganan," tambahanya.

Hal itu semakin diperparah pasca angin kencang menghantam desa Lahema, Kecamatan Wakate, Kabupaten SBT, Sabtu (8/2/2025) siang.

Lantaran tidak memiliki fasilitas pengobatan, dua anak meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan tanpa campur tangan medis.  

"Ada tiga anak yang tertimpa reruntuhan rumah, dua meninggal dan satunya mengalami luka berat, itu juga tidak mendapatkan penanganan medis secara cepat," jelasnya.

Kata dia, kondsi tersebut bukan baru sekali terjadi, namun berulang kali penanganan medis jarang dirasakan.

"Ini sudah berulang kali, bahkan berujung pada kematian pasien yang seharusnya bisa diselamatkan," katanya.

Ia menilai, keberadaan Puskesmas pulau Watubela dinilai menjadi solusi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved