Pj Bupati Malra Himbau Jembatan Dian-Tetoat Digunakan Setelah 21 Hari: Agar Beton Lebih Kuat
Pj Bupati Malra Samuel Huwae menyarankan jembatan Dian Tetoat digunakan setelah 21 hari agar menyempurnakan kekuatan beton.
Penulis: Megarivera Renyaan | Editor: Tanita Pattiasina
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan
LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Pj Bupati Maluku Tenggara (Malra), tinjau proses perampungan pengecoran lantai Jembatan Dian-Tettoat, Kecamatan Hoat Sorbay, Rabu (1/1/2025) Malam.
Pj Bupati Malra Samuel Huwae didampingi Plt Sekda Malra Nurjanah Yunus, turun langsung memastikan akses vital mobilitas masyarakat ini telah rampung dikerjakan.
Menurutnya, lebih baik jembatan digunakan setelah 21 hari agar menyempurnakan kekuatan beton.
"Kami menghendaki, jembatan Dian-Tettoat setelah pengecoran, jangan dahulu di gunakan hingga minimal 21 hari atau satu bulan untuk menyempurnakan kekuatan beton," pintanya.
Baca juga: Tinjau Pengecoran Lantai Jembatan Dian-Tettoat, Nurjanah Yunus Harap Dapat Diakomodir Hotmix di 2025
Baca juga: Progras Pembangunan Jembatan Dian-Tettoat Maluku Tenggara 95 Persen, Kini Pengecoran Lantai
Menurutnya, Pemda telah bersepakat dengan pekerja yang merupakan masyarakat Dian Pulau serta Konsultan manajemen, agar jembatan ditutup hingga bulan depan untuk mempertahankan umur beton.
"Bukan hanya itu saja, kami juga telah berkomunikasi dengan Kepala Dinas PUPR Provinsi Maluku untuk dapat mengakomodir Hotmix di Januari 2025," ucapnya.
Semoga dengan rampungnya jembatan penghubung vital ini, mobilitas masyarakat semakin mudah dan rentan kendali semakin pendek.
"Tentunya harga barang akan semakin murah, dan kantong kemiskinan ekstrem dapat segera tertangani dengan baik," pungkasnya.
Untuk diketahui, Jembatan penghubung Dian-Tettoat ini telah dibangun sejak tahun 2013 dan hingga tahun 2023 telah menghabiskan APBD Maluku sebesar Rp. 40,1 miliar.
Terakhir di tahun 2022 lewat kebijakan Dana Alokasi Umum menggelontorkan 7 miliar untuk pengerjaan lanjutan namun di Desember 2023 kembali dihentikan karena penurunan segmen jembatan dan langsung di identifikasi oleh pihak Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan (KKJTJ) Kementerian PUPR.
Jembatan ini konon digadang-gadang bakal menjadi ikon Kabupaten Malra.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.