Puting Beliung di Malra

Lapak Rusak Imbas Puting Beliung, Belasan UMKM di Ohoi Debut Harap Bantuan Pemda Malra

Puluhan lapak UMKM rusak akibat diterjang angin puting beliung. Para pelaku UMKM harap bantuan Pemda

Megarivera Renyaan
Beberapa lapak UMKM di Ohoi Debut yang roboh akibat angin puting beliung, Jumat (20/12/2024). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Megarivera Renyaan 

LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Angin puting beliung yang menghantam, Ohoi Debut dan Rumadian Kecamatan Manyeuw, di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) merobohkan puluhan lapak, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Ironisnya, hingga saat ini dinas teknis terkait hanya memprioritaskan pendataan rumah-rumah penduduk yang rusak.

Sedangkan sektor UMKM yang menjadi tumpuan perekonomian keluarga hingga kini nihil sentuhan.

Kondisi itu membuat sumber pendapatan belasan pelaku UMKM senyap seketika.

Selain rumahnya terdampak, mereka tidak punya tempat lagi untuk berjualan. 

Baca juga: Angin Puting Beliung Kembali Terjang Malra, Ratusan Rumah Warga Rusak, Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Baca juga: BMKG Paparkan Penyebab Angin Puting Beliung di Maluku Tenggara

"Jualan yang biasa ramai semua tidak jalan, ini merupakan pendapatan sehari-hari masyarakat," ucap Kepala Ohoi Debut Yopi Jamlean, kepada awak media, Jumat (20/12/2024).

Menurutnya, hingga kini masyarakat masih trauma. 
Pasalnya, hujan, guntur, kilat juga terus-menerus.

"Masyarakat orang masih trauma. Dampak bencana ini mengakibatkan lesu perekonomian, totalnya ada 15 lapak UMKM," ujarnya.

Lenora Inuhan, salah satu pelaku UMKM di Ohoi Debut menuturkan, lebih memilih berjualan di Ohoi ketimbang hari ke Kota yang terkadang tidak laku.

"Kadang katong (kita) bawa jualan ke kota juga tidak laku akhirnya bawa pulang kembali bahan jualan ke Ohoi," ungkapnya.

Dikatakan, disini paling tinggi laku Rp. 20 atau Rp. 30 ribu pasti dapat karena di depan jalan utama dan situasi jalan ramai setiap hari.

"Kami berharap Pemda dapat membantu mendirikan kembali lapak dagangan yang rusak, pasalnya dalam satu lapak yang memanjang ada nasib 3 hingga 4 kepala keluarga, yang menggantungkan hidup dari berjualan," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved