Harga Sayur

Harga Sayuran di Pasar Inpres Namlea Melonjak, Timun hingga Bayam Ikut Naik

Harga sayuran di Pasar Inpres Namlea, Kabupaten Buru, juga mengalami kenaikan signifikan.

Penulis: Zainal Ameth | Editor: Tanita Pattiasina
Zainal ameth
Harga sayur di pasar Inpres Namlea, Kabupaten Buru, Maluku naik, Rabu (16/10/2024). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Zainal Ameth

NAMLEA, TRIBUNAMBON.COM – Harga sayuran di Pasar Inpres Namlea, Kabupaten Buru, juga mengalami kenaikan signifikan.

KepadaTribunAmbon.com, Nuri, seorang penjual di pasar tersebut, menyampaikan harga timun untuk pengambilan mencapai Rp. 200 ribu, naik jauh dari harga normal Rp. 80 ribu.

Sementara jika dijual perbuah seharga Rp. 5 ribu, padahal sebelumnya dengan harga yang sama bisa mendapatkan lebih dari satu buah.

"Sekarang satu buah timun dijual Rp. 5 ribu," katanya, Rabu (16/10/2024).

Tidak hanya timun, harga sayuran lain juga naik tajam.

Baca juga: Harga Bumbu Dapur di Pasar Inpres Namlea Melonjak, Cabai Keriting 70 Ribu Per Kilo

Baca juga: Pembeli Sepi, Harga Ikan di Namlea Maluku Stabil

Kacang panjang yang biasanya dijual Rp. 5 ribu per ikat, kini menjadi Rp. 10 ribu.

Sawi juga mengalami lonjakan drastis, dari harga normal Rp10 ribu per ikat, kini menjadi Rp. 20 ribu per ikat.

Buncis kini dijual dengan harga Rp. 30 ribu per kilogram, naik dari biasanya Rp. 15 ribu.

Sementara kangkung yang biasa dijual Rp. 5 ribu per ikat, sekarang menjadi Rp. 8 ribu.

Bayam pun ikut melonjak, dari Rp. 5 ribu menjadi Rp. 10 ribu per ikat.

Menurutnya, kenaikan harga sayur disebabkan cuaca panas yang melanda kabupaten Buru dua bulan terakhir.

Beberapa jenis sayur yang tidak cocok dengan cuaca tersebut pun gagal panen.

"Sekarang memang cuaca lagi panas, makanya pengaruh ke sayur juga," lanjutnya.

Meski demikian, ada beberapa komoditas yang masih stabil.

Seperti kangkung potong yang tetap dijual dengan harga 2 ikat seharga Rp5 ribu, serta papari dan sekata yang masing-masing bertahan di harga Rp10 ribu dan Rp15 ribu per buah.

"Semoga harga cepat kembali normal, karena kenaikan ini cukup memberatkan," tutup Nuri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved