Aksi Mogok Sopir Angkot

Soal Rencana Dishub Bekukan Maxim, Driver: Kami Juga Bisa Demo Tapi Kejar Orderan Lebih Menjanjikan

Dikatakan, para driver juga bisa melakukan demonstrasi dengan massa yang lebih banyak dibanding aksi demo sopir angkot.

|
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
TribunAmbon.com/ Jenderal Louis
Driver Maxim roda dua, Fekry Hehanussa saat diwawancarai TribunAmbon.com, Rabu (2/10/2024). 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Rencana pembekuan transportasi online Maxim oleh Pemerintah Provinsi Maluku dinilai tidak adil.

Kepada TribunAmbon.com, salah seorang driver Maxim, Fekry Hehanussa mengaku kesal atas rencana tersebut.

Dikatakan, para driver juga bisa melakukan demonstrasi dengan massa yang lebih banyak.

Namun, menurutnya mengejar orderan lebih menjanjikan daripada membuang waktu untuk berdemo, terlebih pelanggan akan jadi korban karena tak ada pelayanan.

"Kami sebenarnya tidak ambil pusing soal rencana itu, karena fokus kami hanya bekerja untuk mencari nafkah. Kalau turun demo kami juga bisa tetapi kejar orderan lebih menjanjikan," ungkapnya, Rabu (2/10/2024).

Dia menilai statement yang disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Maluku, Muhammad Malawat untuk siap memenuhi permintaan dari para sopir angkot dengan membekukan transportasi online yaitu Maxim di Kota Ambon bisa menimbulkan konflik antara driver Maxim dan sopir angkot.

Baca juga: Sopir Angkot Mogok, Anak Sekolah Terlantar Tak Bisa Pulang

Baca juga: Dishub Maluku Penuhi Permintaan Sopir Angkot: Maxim Siap Dibekukan

"Harusnya memberikan narasi positif yang menjadi solusi bagi semua pihak bukan menimbulkan konflik horisontal di masyarakat, jangan menganaktirikan driver Maxim karena kami juga anak daerah dan sama-sama mencari rezeki seperti sopir angkot," tuturnya.

"Hadirnya maxim juga mengurangi tingkat pengangguran dan menurunkan tingkat kejahatan," tambahnya.

Dijelaskan, setiap orang memiliki rezekinya masing-masing. Jumlah orderan yang diterima driver Maxim juga dipengaruhi rating.

Di mana rating setiap driver bergantung pada kualitas pelayanan dan ulasan pelanggan.

Jika pengemudi melayani konsumen dengan baik maka rating akan meningkatkan sehingga berpengaruh pada banyaknya orderan yang diterima.

"Orderan kami bergantung pada rating, kalau pelayanan kami memuaskan pelanggan maka makin banyak orderan yang masuk. Kalau konsumen memberi ulasan kalau negatif maka rating kami turun sebaliknya ulasan positif maka rating kami naik dan itu berpengaruh pada jumlah orderan," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved