Gelar Diskusi Publik, Anak Muda Maluku Galang Solidaritas Kawal Isu Ruang Hidup
Sejumlah organisasi dan lembaga di Kota Ambon menggelar diskusi publik yang berlangsung di Baileo Kafe, Negeri Rumah Tiga, Ambon, Sabtu (24/8/2024)
Penulis: Maula Pelu | Editor: Tanita Pattiasina
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Maula M Pelu
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Sejumlah organisasi dan lembaga di Kota Ambon menggelar diskusi publik yang berlangsung di Baileo Kafe, Negeri Rumah Tiga, Ambon, Sabtu (24/8/2024) malam.
Diskusi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, masyarakat adat, dan komunitas-komunitas yang peduli dengan isu-isu sosial di Maluku.
Acara yang berlangsung dari pukul 19.00 hingga 23.30 WIT ini diinisiasi oleh berbagai organisasi.
Antara lain Aksi Kamisan, Gempar, BAMM, AJI Ambon, Maluku Peduli, Kora, Kedai Baca, Amnesty Ambon, Kecoa Terbang, dan Liar.
Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber dari AJI Nasional dan Amnesty International Indonesia yang memberikan pandangan terkait isu-isu krusial dari nasional hingga lokal di wilayah Maluku.
Baca juga: Cuaca Buruk, Harga Ikan di Pasar Mardika Ambon Makin Mahal, Cek Harganya
Baca juga: Jelang Pendaftaran Calkada 2024, Polres Tual Patroli Gabung Operasi Kamtibmas
Selain berdiskusi, masyarakat adat Seram dan Papua juga menceritakan gejolak yang terjadi pada daerah mereka.
Kepada TribunAmbon.com, Koordinator acara dari Komite Aksi Kamisan Ambon, Zul Tawainela mengatakan diskusi ini sebagai upaya edukasi masyarakat Maluku di Ambon mengenai berbagai masalah yang dihadapi hingga saat ini.
"Ruang ini sebagai ruang edukasi bersama, terkait dengan masyarakat adat, kebijakan yang ugal-ugalan, ruang hidup nelayan, dan juga petani di Maluku," ujar Zul.
Ia berharap, ruang diskusi ini dapat terus menjadi ruang dialektika pengetahuan dan pembelajar terkait kondisi di Maluku.
"Ini menjadi ruang belajar bersama, ruang kolektif menciptakan kesadaran bersama, untuk Maluku dan masyarakat terkait banyak hal yang terjadi hari ini. Juga perlu menjadi perhatian bersama di semua lini, baik itu petani, nelayan, dan seluruh elemen lainnya yang merasa hak dikebiri harus terus dikawal," jelasnya.
Senada dengan itu, Koordinator Kampanye Amnesty International Indonesia sekaligus pemantik diskusi, Zaky Yamani, turut mengapresiasi inisiatif anak-anak muda Maluku yang terus menunjukkan kepedulian dan aktivisme mereka.
“Saya sangat mengapresiasi sekali karena anak muda Maluku masih ada kepedulian, masih punya aktivisme, dan mau membuka ruang-ruang diskusi, ruang Dimana kita bisa berdiskusi, berdebat dan beradu pendapat, berbagi ide, dan menyuarakan apa yang harus di suarakan dan memperjuangkan apa yang harus diperjuangkan,” kata Zaky.
“Ini juga hal yang relevan di situasi saat ini, Dimana kebebasan berpendapat sering kali diberhangus, tapi anak muda di ambon masih berani membuat acara-acara seperti ini, dan masih menyuarakan hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan ikut memperjuangkan hal yang tidak baik dibuat pemerintah,” tambahnya.
Menurutnya, situasi nasional saat ini, sangat berdampak di seluruh wilayah di Indonesia termasuk Maluku. Maka hal ini tidak boleh dibiarkan.
“Seperti pertambangan yang ugal-ugalan, perampasan tanah yang ugal-ugalan, pembunuhan-pembunuhan di luar hukum, represif terhadap jurnalis aktivis dan pembela lingkungan hidup, masyarakat adat, itu semua dikangkangkangi jika dibiarkan. Jadi situasi nasional saat ini sangat berdampak ke seluruh wilayah di Indonesia termaksud Maluku,” tegasnya.
“Yang paling krusial adalah bagaimana upaya sekelompok orang di level nasional mencobakan mengangkangi konstitusi. Kalau konstitusi sudah dikangkangi apalagi hajat hidup orang banyak yang dianggap reme-teme oleh penguasa,” lanjutnya.
Baca juga: YPPM Maluku Orasi Pilkada Damai di Kota Masohi, Ajak Waspadai Hoax Jelang Pilkada 2024
Maka dari itu, ia menegaskan kepada publik untuk terus mengawal hajat hidup bersama. Juga pemerintah untuk terus mendengarkan suara publik.
“Jadi kita harus bangkit mengawal dan terus kritis, bahwa kita menginginkan yang terbaik dari negeri, negara, dan pemerintah ini. Juga kita menginginkan agar suara publik itu didengar. Dan pemerintah itu dibayar publik untuk mengurus publik ini. Jangan sampai orang di Halmahera, Papua, Maluku Barat Daya, tidak merasakan ke Indonesia dalam artian kesejahteraan,” jelas Zaky.
“Saya berharap anak muda di Maluku tetap menjaga kritisismenya, menjaga semangatnya, dan tetap melakukan perlawanan dengan kepala dingin dan intelektualitas, dan mengorganisir aktivisme itu ke jalur produktif yang mengakar pada kebutuhan masyarakat. Berpijak pada nilai budaya setempat yang menghargai lingkungan hidup dan menghargai adat dan sebagainya,” harapannya. (*)
Kebijakan Efisiensi Anggaran Dinilai Merugikan Mahasiswa, GEMPAR Unpatti Desak Transparansi KKN |
![]() |
---|
GEMPAR Gelar Orasi Usai Wisuda Unpatti, Soroti Kondisi Sosial Politik Bangsa |
![]() |
---|
FPPI dan Gempar Aksi Solidaritas Tolak PT. Waragonda di Negeri Haya Maluku Tengah |
![]() |
---|
Gempa Magnitudo 4,5 SR Guncang Bayah Sore Ini, Dirasakan hingga Sukabumi |
![]() |
---|
FPPI dan Gempar Beraksi di Kampus Orang Basudara: Pemuda Harus Bersatu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.