Nilai Tukar Rupiah

Rupiah Kembali Menguat Sore Ini, Tercatat di Level Rp 15.894 per dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya menunjukkan penguatan pada Kamis (8/8/2024).

WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Karyawan merapikan tumpukan uang tunai pecahan kecil dan besar di cash pooling Bank Mandiri di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Nilai tukar rupiah ditutup menguat di level Rp15.894 per dolar AS pada Kamis (8/8/2024). 

TRIBUNAMBON.COM – Setelah berbulan-bulan berada pada Level Rp 16 ribu, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya menunjukkan penguatan pada Kamis (8/8/2024).

Mata uang garuda menguat 0,89 persen dari sehari penutupan sebelumnya atau berada di level Rp 15.894 per dolar AS.

Mayoritas mata uang di kawasan Asia perkasa terhadap dolar AS sore ini.

Rupiah memimpin penguatan disusul dolar Taiwan naik 0,82 persen, baht Thailand naik 0,69 persen, yen Jepang naik 0,54 persen, ringgit Malaysia naik 0,52 persen, pesso Filipina naik 0,35 persen.

Selanjutnya, dolar Singapura naik 0,30 persen, yuan China naik 0,22 persen, dolar Hong Kong naik 0,10 persen, dan won Korea naik 0,02 persen terhadap dolar AS.

Baca juga: Siap-siap! Ada 55 Formasi CPNS 2024 Maluku Tenggara Khusus untuk Lulusan SMA Sederajat

Baca juga: Jaksa Ajukan Kasasi Vonis Bebas Kasus Korupsi Pasar Langgur – Maluku Tenggara

Rupee India satu-satunya mata uang di Asia yang melemah terhadap dolar AS sore ini dengan koreksi tipis 0,01 terhadap greenback.

Pengamat Pasar Uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan tren penguatan rupiah dipengaruhi sentimen eksternal.

Menurutnya, saat ini investor sedang gundah gulana melirik prospek perekonomian Amerika Serikat (AS), seperti tingkat pengangguran yang masih tinggi, juga inflasi yang belum kunjung mereda, sampai ada kekhawatitan bahwa ekonomi AS terancam resesi.

Investor pun mengharapkan Federal Reserve atau The Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuan.

“Investor meningkatkan posisinya pada potensi The Fed untuk menurunkan suku bunga setelah pertemuan Bank Sentral AS tersebut secara mendadak pada Rabu pekan lalu,” urainya.

Pada pertemuan tersebut, Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan penurunan suku bunga pada September 2024 dapat terjadi.

Pernyataan tersebut kemudian diikuti rilis data pasar tenaga kerja yang lemah pada hari Jumat pekan yang sama.

Pasar swap memperkirakan penurunan suku bunga The Fed hampir 50 basis poin pada September 2024.

Peran tradisional dolar AS sebagai aset safe-haven akan selalu dapat kembali muncul jika pasar terus goyah atau ancaman geopolitik di Timur Tengah meningkat.

Begitu pula dengan kembalinya fenomena Trump trade, yaitu menaruh dana pada aset seperti dolar AS atau Bitcoin yang dipandang mendapat manfaat dari kebijakan fiskal yang lebih longgar dan tarif yang lebih tinggi jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved