Maluku
ITB Menggalakkan Pelestarian Mangrove untuk Melindungi Pesisir pada Hari Mangrove Dunia
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada sekitar 250 siswa dari SD, SMP, dan SMA Laboratorium Unpatti. Para siswa diberikan pemahaman mengenai
TRIBUNAMBON.COM - Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Dunia pada tanggal 26 Juli, Pusat Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut-Institut Teknologi Bandung bekerjasama dengan Universitas Pattimura (Unpatti) mengadakan serangkaian acara yang berfokus pada pelestarian pohon bakau guna melindungi pesisir.
Kegiatan ini dipimpin Dr. Ikha Magdalena dari FMIPA-ITB, seorang pakar dalam pemodelan matematika untuk wilayah pesisir dan laut.
Dijelaskan, kegiatan dimulai dengan sosialisasi kepada sekitar 250 siswa dari SD, SMP, dan SMA Laboratorium Unpatti.
Para siswa diberikan pemahaman mengenai pentingnya ekosistem mangrove, termasuk perannya dalam melindungi pesisir dari erosi, menyediakan habitat bagi spesies laut, dan menyerap karbon.
Mereka juga diajari tentang dampak negatif dari degradasi mangrove terhadap kehidupan pesisir dan perubahan iklim global.
Keesokan harinya, Sabtu (27/7/2024) diadakan kegiatan pembersihan sampah di daerah Teluk Ambon Poka.
Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk siswa, mahasiswa, guru, dosen, dan warga sekitar, yang bersama-sama membersihkan kawasan pesisir dari sampah plastik dan limbah lainnya.
Baca juga: Perjuangan Perempuan Dusun Pohon Batu: Jaga Warisan, Selamatkan Alam
Baca juga: Baru Dibersihkan, Sampah Kembali Menumpuk di Ekosistem Mangrove Depan PLN Poka
"Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan pesisir serta menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga lingkungan<" kata Dr. Ikha Magdalena.
Setelah kegiatan pembersihan, dilanjutkan dengan penanaman 500 bibit pohon bakau di sepanjang pesisir Teluk Ambon Poka dengan tujuan dapat memperkuat garis pantai, mencegah abrasi, dan memberikan habitat yang baik bagi biota laut.
Penanaman dilakukan dengan melibatkan ahli mangrove dan sukarelawan terlatih untuk memastikan setiap bibit ditanam di lokasi yang tepat dengan peluang tumbuh yang optimal.
"Penanaman pohon bakau memiliki manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial," ujarnya.
Lanjutnya, mangrove yang sehat dapat mendukung perikanan lokal, menyediakan bahan baku bagi industri, dan menjadi daya tarik wisata alam, sehingga berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat secara berkelanjutan.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Dengan melibatkan langsung para siswa dan masyarakat, diharapkan mereka lebih memahami pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove sebagai benteng alami yang melindungi pesisir dari gelombang dan dampak perubahan iklim.
"Kegiatan ini juga diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian lingkungan pesisir," harapnya.
Lebih jauh, kolaborasi antara institusi pendidikan dan komunitas lokal menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan memerlukan kerjasama berbagai pihak dan dapat menghasilkan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
"Semoga kegiatan seperti ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk mengambil tindakan nyata dalam melestarikan lingkungan dan menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove di seluruh Indonesia," tandasnya, (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.