Oleh oleh Khas Maluku

Nasib Jajanan Khas Ambon: Mulai Terasingkan, Hanya Laris tuk Oleh-oleh

Jajanan dari Sagu yang sering di makan dan ditemani secangkir teh kini tergantikan oleh yang lebih modern dan di sukai oleh setiap kalangan anak muda.

Melvi J Labetubun
Beragam jenis jajanan yang cocok dijadikan Oleh-oleh di Jl. D. I Panjaitan, Kec Sirimau, Kota Ambon 

Laporan Wartawan Magang TribunAmbon.com, Melvi J Labetubun

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Beragam jenis jajanan yang berbahan dasar sagu kini bukan lagi menjadi pilihan utama di kota Ambon.

Jajanan yang sering di makan dan ditemani secangkir teh kini tergantikan oleh jajanan yang lebih modern dan di sukai oleh setiap kalangan anak muda.

Hal ini dirasakan oleh salah satu pedagang kaki lima di Jalan D. I Panjaitan, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

Baca juga: Kebakaran Hanguskan 8 Hektar Hutan dan Lahan di Kayu Putih, Diduga Berawal dari Warga Buka Lahan

Terpantau Sagu lempeng, sagu putih, sagu kasbi, sarut kelapa, bagea kelapa, manisan pala dan embal dari saparua di jual Rp. 10 ribu perbungkus.

Sedangkan sagu porna, sarut kenari, bagea kanari, halua kenari, roti kenari, cakar-cakar dijual Rp. 20 ribu.

Meski harga dari jajanan tersebut terbilang murah, tetap saja masih banyak yang tidak datang untuk membelinya.

Pantauan TribunAmbon.com Sekitar pukul 15.00 WIT, sebanyak 12 lapak penjual beragam jajanan terlihat sepi.

Diketahui, para pedangan kaki lima tersebut berjualan setiap harinya.

Dibuka sejak pagi mulai pukul 09.00 WIT, dan di tutup pukul 21.00 WIT.

Salah satu penjual Mama Min Leitemia yang sudah berjualan selama 2 tahun, mengaku banyak pembeli datang dari Kapal yang sedang melabu di pelabuhan.

Untuk warga lokal, kebanyakan membeli seperti gula merah ataupun minyak kayu putih. Sementara jajanan lain didominasi pembeli yang hendak berpegian ke luar.

"Kalo kapal masuk boleh itu yang beli cukup banyak, tapi skarang ni di Ambon su jarang yang beli" ucap Mama min saat di datangi wartawan TribunAmbon.com, Selasa (27/2/2024).

Alhasil jajanan tersebut harus di simpan kembali, jika tidak ada yang membeli.

Berita ini ditayangkan berdasarkan hasil liputan mahasiswa magang di TribunAmbon.com, Melvi J Labetubun dari Fiskom Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved