Ambon Hari Ini
Aliansi Rakyat Ambon For Palestina Gelar Dialog Publik di Kampus Unpatti
Dialog yang berlangsung di Taman samping Tambak Unpatti diikuti sekitar
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Aliansi Rakyat Ambon For Palestina menggelar dialog publik di Universitas Pattimura, Ambon, Kamis (16/11/2023).
Dialog yang berlangsung di Taman samping Tambak Unpatti diikuti sekitar 80an mahasiswa dari berbagai fakultas, hadir pula beberapa aktivis dari organisasi Cipayung.
Topik yang diangkat dalam dialog ialah 'Membaca Geopolitik, Geostrategis Konflik Israel-Palestina dan Dampaknya Terhadap Indonesia'.
Pantauan TribunAmbon.com sekitar pukul 17.30 WIT di lokasi, terlihat puluhan peserta dialog menyimak pemaparan dari narasumber.
Dialog berlangsung teduh, para peserta menikmati waktu sore sembari mendengar pembahasan terkait konflik Israel-Palestina yang dikaji secara geopolitik dan geostrategis.
Usai pemaparan oleh ketiga pemateri, para peserta pun secara bergantian manyampaikan pertanyaan dan tanggapan.
Baca juga: Pemkab Maluku Tengah Raih Penghargaan dari KPK RI
Salah seorang anggota aliansi, Mohamad Faroqy Notanubun mengatakan dialog bertujuan mengkaji permasalahan antara Israel dan Palestina.
"Kami dari Aliansi Rakyat Ambon For Palestine melaksanakan dialog ini dengan tujuan membahas persoalan konflik Israel-Palestina dalam konteks akademis," ungkapnya kepada TribunAmbon.com, Kamis (16/11/2023).
Lanjutnya, titik fokus dari dialog ini adalah dampak dari konflik bagi Republik Indonesia.
"Selain membahas terkait konflik, hal utama yang menjadi pokok pembahasan ialah dampaknya terhadap Indonesia," cetusnya.
Di sisi lain, dirinya menegaskan bahwa masalah kemanusiaan di Indonesia harus menjadi perhatian bagi seluruh elemen masyarakat.
Seperti masalah pertambangan di Maluku yang berdampak pada hayat hidup masyarakat adat.
Serta masalah kemanusiaan yang sementara terjadi di Papua.
"Untuk membahas maka tidak lupa masalah kemanusiaan di Indonesia, seperti; masalah pertambangan pada berbagai daerah di Maluku juga terkait masalah kemanusiaan di Papua," tandasnya.
Adapun dialog tersebut menghadirkan tiga pemateri, yakni Fazrin Rumalutur yang membahas 'Agama Sebagai Teologi Pembebasan', Benico Ritiauw menyoal Geopolitik & Geostrategis, dan Raul Rahawarin mengkaji dari sisi Ekonomi Politik. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.