Guru Dibuli

Guru yang Terlibat Perundungan di Masohi Terancam Mutasi

Hal ini ia sampaikan setelah pihak dinas memanggil dan meminta keterangan puluhan guru SMA Negeri 15 itu ke Kantor Dinas Pendidikan Provinsi di Kota A

Penulis: Lukman Mukadar | Editor: Fandi Wattimena
Tangkapan Layar FB; Dhyka Gamal
Guru SMA Negeri 15 Maluku Tengah dibuli siswa, Senin (14/8/2023) 

Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Lukman Mukaddar

MASOHI, TRIBUNAMBON.COM - Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Maluku di Masohi, Jabir Tomagola mengabarkan jika sejumlah guru yang terlibat dibalik aksi perundungan murid terhadap seorang guru di Masohi terancam dimutasi.

Hal ini ia sampaikan setelah pihak dinas memanggil dan meminta keterangan puluhan guru SMA Negeri 15 itu ke Kantor Dinas Pendidikan Provinsi di Kota Ambon beberapa waktu Lalu.

"Ada lebih dari lima orang guru yang terlibat, nah mereka ini bisa saja nanti dimutasi ke sekolah lain," kata Tomagola kepada TribunAmbon.com di Masohi, Senin (28/8/2023).

Dikatakan, guru yang terlibat dalam aksi demo yang berujung aksi Bullying terhadap seorang guru senior pada satuan pendidikan menengah atas itu berjumlah lebih 35 orang.

Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata ada diantara mereka yang tidak ikut terlibat langsung namun namanya terdaftar dalam daftar gdukungan aksi mosi tidak percaya terhadap kepala sekolah dimaksud.

"Ada 35 orang guru, tapi ditanya ternyata ada guru yang tidak terlibat secara langsung tetapi namanya dan parafnya juga ada dalam aksi mosi tidak percaya terhadap kepala sekolah SMA 15," jelas Tomagola.

Baca juga: Ada Lomba Makan Ayam Jelang HUT ke-88 GPM: Seru dan Lucu

Baca juga: Datang Dari Masohi, Para Guru SMA 15 Malteng Yakin Anak Didiknya Juara MLBB UT Ambon

Ditegaskan, ada kemungkinan guru yang terlibat dimutasi di ke luar Maluku Tengah, namun disini pihaknya juga tidak mungkin memisahkan guru bersangkutan dengan keluarga mereka.

"Bisa saja dimutasi ke luar Maluku Tengah, tetapi kami kan tidak mungkin mau memiskan guru guru ini dengan keluarga mereka. Jadi yang bisa kita lakukan mungkin tidak jauh dari pulau seram ini lah," jelasnya.

Sementara itu, sekolah disarankan segera membuat permohonan maaf kepada publik dan memberikan sanksi kepada para siswa yang terlibat.

"Siswa ini juga harus diberikan sanksi, tapi jangan yang berat, misalnya disuruh membuat tugas selama beberapa lama begitu agar ada efek jerah begitu," pinta Tomagola.

"Kepala Sekolah harus panggil pers lalu bersama-sama dengan para guru dan siswa meminta maaf kepada guru bersangkutan dan kepada publik," tutup Tomagola. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved