Maluku Terkini
Tantangan Segregasi di Maluku, Wakano: Pentingnya Paham Moderasi Beragama Sejak Dini
Tantangan-tantangan era globalisasi terkhususnya pola segregasi yang ada di Maluku perlu dihadapi dengan memahami moderasi beragama sejak dini.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Jenderal Louis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Tantangan-tantangan era globalisasi terkhususnya pola segregasi yang ada di Maluku perlu dihadapi dengan memahami moderasi beragama sejak dini.
Hal itu disampaikan Direktur Ambon Reconciliation and Mediation (ARMC) IAIN Ambon, Abidin Wakano usai membawakan materi dalam kegiatan Remaja Bakumpul Lintas Iman Tahun 2023 yang digelar GPM Klasis Pulau Ambon.
Menurutnya pemahaman moderasi beragama perlu ditanamkan sejak usia dini kepada anak-anak di Maluku.
"Jadi anak-anak perlu sejak dini belajar moderasi agama karena hal ini meniscayakan anak-anak untuk belajar berdialog dalam perbedaan, belajar untuk memahami agama orang lain, belajar memahami dan mengerti setiap agama dengan karakteristik tersendiri," ucapnya Rabu (21/6/2023).
Dikatakannya, kehidupan masyarakat Maluku berada dalam ruang-ruang segregasi.
Selain itu, tantangan politik identitas juga ikut mempolarisasi kehidupan masyarakat.
"Tantangan terkhususnya di Maluku, kita hidup dalam ruang-ruang tersegegrasi. Kemudian yang kedua tantangan politik identitas yang disebar melalui media sosial mempolarisasi masyarakat luar biasa. Banyak hate speech banyak hoax yang ada di media sosial dan segregasi itu bukan hanya segregasi wilayah tapi juga segregasi mental," tuturnya.
Dirinya mengungkapkan, kondisi perkembangan zaman membuat anak-anak lebih tertutup dan individualistik.
Baca juga: Ratusan Remaja Masjid dan Gereja Bakumpul Lintas Iman yang Digelar GPM Klasis Pulau Ambon
Namun jika mereka memahami perbedaan-perbedaan dalam kehidupan, tentu mereka dapat menyatukan perbedaan menjadi kekuatan.
"Minimal anak-anak ini memahami apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, dia berdialog dan berjumpa untuk membangun kerjasama, komunikasi dan saling bergandengan tangan, itu menjadi kekuatan," ungkapnya.
"Kalau tidak ya anak-anak hari ini sudah sangat individualistik dengan hp jadi tidak punya ruang-ruang bermain seperti generasi zaman dulu yang permainannya banyak berinteraksi satu dengan yang lain," tambahnya.
Dengan moderasi beragama, anak-anak akan menyadari bahwa kehidupan mereka tidak lengkap tanpa orang lain yang berbeda agama.
"Jadi moderasi beragama ini menyadarkan anak bahwa dia bukan sendiri, ada identitas orang lain yang berbeda dengan dirinya dan dia tidak lengkap tanpa orang lain yang berbeda dengan dirinya, ini penting sekali," tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.