Info Daerah
14 Rumah Rusak Berat Dusun Laala, Kadis PRKP: Tetap Dieksekusi
Menanggapi itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PRKP) SBB, Josan Tutupoho mengaku proses masih sementara berjalan.
Penulis: Rahmat Tutupoho | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Rahmat Tutupoho
PIRU, TRIBUNAMBON.COM - Banjir mengakibatkan 14 rumah milik warga Dusun Laala, Desa Lokki, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) rusak berat.
Hingga kini, warga terdampak masih keluhan penanganan yang dinilai lambat.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (PRKP) SBB, Josan Tutupoho mengaku proses masih sementara berjalan.
Pastinya, 14 rumah yang rusak akibat terjangan arus air pada bulan Februari silam akan tetap dieksekusi oleh Pemda.
"Yang pastinya kita (Pemda) tak tutup mata. Usai peristiwa itu, PRKP turun lapangan untuk mengecek sekaligus pastikan berapa rumah yang harus ditangani. Masih dalam proses," kata Tutupoho saat dikonfirmasi TribunAmbon.com, Jumat (16/6/2023).
Tiap rumah yang rusak dianggarkan senilai Rp18 juta, bahannya akan dibelanjakan dan didistribusikan ke masing-masing pemilik rumah.
Jadi, setiap pemilik rumah memiliki tanggung jawab menyelesaikan pembangunannya secara swadaya atau bantuan masyarakat.
Baca juga: Tak Kunjung Dibangun, Korban Banjir di Dusun Laala Terpaksa Menumpang Rumah Orang
Baca juga: Temuan 140 Kasus Baru HIV/AIDS di Ambon, Ini Lokasinya
"Per unit rumah dianggarkan senilai Rp.18 juta, Bahan dibelanjakan dan didistribusi ke masing-masing pemilik," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, salah satu pemilik rumah, Anjani Latulumamina mengaku berpindah-pindah tempat hunian pasca banjir.
Kurang lebih 4 bulan terakhir tinggal di rumah milik nenek, saudara, dan kerabat sekadar untuk menyambung hidup sementara waktu.
"Sempat tinggal di rumah nenek, tapi sekarang pindah ke milik saudara. Ya sekitar 4 sebulan lalu. Hingga saat ini belum dikerjakan," katanya, Selasa (30/5/2023).
Istri Zulkarnain Rumalean ini berharap Pemerintah Daerah (Pemda) segera membangun agar mendapat hunian yang layak untuk melangsungkan kehidupan.
"Kalau bisa, dikerjakan secepatnya agar kami menempati hunian yang layak," pintanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.