Info Daerah

Miris Sekolah di Belantara Manusela: Mereka Juga Punya Mimpi

Memperihatikan, begitulah kondisi sekolah yang hanya mengandalkan dua orang tenaga pengajar itu.

Penulis: Fandi Wattimena | Editor: Salama Picalouhata
Michele
Kondisi bangunan sekolah dasar YPPK di Desa Manusela, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Bangku dan meja berserakan, tanpa plafon, beralaskan tanah dengan atap berdaun sagu yang terdapat banyak lubang menganga.

Begitu sekilas tampak kondisi bangunan sekolah dasar YPPK di Desa Manusela, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah.

Memperihatikan, begitulah kondisi sekolah yang hanya mengandalkan dua orang tenaga pengajar itu.

Staf Pemerintah Desa Manusela, Apolos Maloy mengatakan, ada 55 orang anak yang menjadi siswa di sekolah yang telah ada sejak tahun 1960 an itu.

Meski terhitung banyak siswa, namun keterbatasan pengajar menjadikan sekolah tidak beroperasi rutin.

Atau hanya buka saat tenaga pengajarnya ada.

Tenaga pengajarnya sendiri adalah anak negeri yang hanya lulusan sekolah menengah atas yang peduli terhadap kondisi pendidikan.

Baca juga: Akhirnya Taman Nasional Manusela Bisa Dikunjungi Wisatawan 100 Persen

Kondisi bangunan sekolah dasar YPPPK di Desa Manusela, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah.
Kondisi bangunan sekolah dasar YPPK di Desa Manusela, Kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah. (Michele)

SD YPPK Manusela berada di tengah perkampungan yang akses ke jalan utama cukup jauh.

Hutan belantara yang hanya bisa diakses dengan jalan kaki hingga tiga jam menjadi kendala pembangunan di Manusela.

Alhasil, satu satunya ruang belajar di Manusela itu jauh dari layak.

"Buku-buku termakan rayap bahkan kondisi sekolah mulai roboh," ujar Maloy melalui sebuah rekaman video yang diterima TribunAmbon.com, Rabu (31/5/2023).

Dengan keterbatasan itu, biasanya anak-anak di Manusela terpaksa harus ikut ujian nasional di desa terdekat di Kecamatan Tehoru.

Untuk ke Tehoru pun bukan urusan mudah, para siswa harus membelah gunung, menyeberangi sungai dengan waktu tempuh hampir tiga jam.

Dia pun hanya bisa berharap, pemerintah tidak menutup mata karena anak di Manusela juga punya cita dan mimpi. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved