Serba serbi Ramadan
Tradisi Bakar Oborate, Gambarkan Suka Cita Malam Tujuh Likur di Desa Hitu
Tradisi itu seketika menambah nuansa ramai dan suka cita yang konon katanya demi menanti malam Lailatul Qadar pada bulan Suci Ramadan.
Penulis: M Fahroni Slamet | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fahroni Slamet
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Bakar Oborate adalah sebuah tradisi memasang obor depan rumah di Negeri (Desa) Hitu, Maluku Tengah,
Tradisi itu seketika menambah nuansa ramai dan suka cita yang konon katanya demi menanti malam Lailatul Qadar pada bulan Suci Ramadan.
Pantauan TribunAmbon.com di Hitu, Senin (17/04/2023), mulai sore hari, setiap orang sibuk sendiri mencari bilah obor maupun wadah botol kaca bekas untuk membuat obor.
Tak hanya dalam perkampungan, Kawasan hutan juga jadi titik pemasangan obor.
Agar tak mudah padam, obor dimodifikasi dengan pemasangan wadah pada bagian ujung bilah.
Jumlahnya pun secara tradisi telah disepakati, angka minimal pasti pada tiap rumah harus terdapat 4 obor yang menandakan 4 titik sudut bangunan.
Angka itu mulai berkisar dari 4 hingga 10 obor perumahnya.
Baca juga: Tradisi Unik Negeri Hitu, Anak-anak Ramaikan Masjid Raya Sambil Bawa Ketupat Usai Muazin Pukul Beduk
Baca juga: Es Kuwut Khas Bali, Minuman Segar Racikan Mahasiswa Kedokteran Unpatti
“Minimal itu harus 4, mengikuti tiap sudut rumah, lalu bisa ada penambahan untuk kesan keindahan,” ujar salah seorang warga, Garidul Waulat.
Dipercaya 4 obor yang diletakan di sudut rumah menjadi penanda malam suci diantara seribu malam.
Ada harapan Lailatul Qadar bisa singgah di rumah tersebut.
Setelah senja tiba, warga pun segera menyalakan obor yang telah terpasang dipelataran rumah, sambil berbuka puasa.
Seketika suasana Negeri Hitu terang benderang.
Selain pemasangan obor di rumah, warga juga pawai obor berkeliling kampung. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.