Kuliner di Langgur
Tak Usah Bingung Nyari Sarapan bagi Warga Nonis di Langgur-Malra, Ada Warung Nasi Kuning Fair
Ada warung yang telah beroperasi sejak 13 tahun lalu oleh seorang warga muslim ini bisa jadi salah satu yang dituju. Terletak di sisi Jalan Merdeka,
Penulis: Paskalis Ohoiledjaan | Editor: Adjeng Hatalea
Laporan Kontributor TribunAmbon.com, Junior Ohoiledjaan
LANGGUR, TRIBUNAMBON.COM - Ketika bulan puasa tiba, kebanyakan warung atau rumah makan tidak beroperasi.
Tak jarang, kebanyakan mereka yang tak menjalani puasa, terutama warga non muslim (nonis) kebingunan mencari tempat makan.
Di Langgur, Maluku Tenggara, misalnya; mayoritas masyarakat nonis di daerah itu tak perlu kebingungan jika ingin memperoleh sarapan.
Ada warung yang telah beroperasi sejak 13 tahun lalu oleh seorang warga muslim ini bisa jadi salah satu yang dituju.
Terletak di sisi Jalan Merdeka, kurang lebih 50 meter arah barat dari Kantor Bappelitbangda Kabupaten Maluku Tenggara, Nasi Kuning Fair kerap diramai dikunjungi warga.
Langganan Nasi Kuning Fair pun tak hanya pelajar saja, melainkan pekerja buruh, kantoran yang mengejar waktu sarapan sebelum memulai aktivitas.
"Meski puasa kita buka saja, karena di sini kawasan perkantoran, dan ada yang tidak jalani puasa juga. Biar mereka tidak kesulitan cari sarapan," ucap Pemilik Nasi Kuning Fair, Rusmiati Ainarwowan kepada TribunAmbon.com di warungnya, Senin (3/4/2023).
Seperti nasi kuning pada umumnya, Rusmiati menyediakan berbagai lauk untuk melengkapi nasi kuning buatannya.
Mulai dari ikan saos, mie goreng, sayuran, dan kerupuk.
Untuk minuman, di Warung Nasi Kuning Fair tersedia air mineral, dan teh.
Baca juga: Tenang, Ada Bengkel Tambal Ban di Samping Stadion Maren Langgur: Juga Bisa Service Ringan
Pelanggan bisa memilih untuk sarapan langsung di Warung Nasi Kuning Fair atau take away untuk keluarga di rumah.
Harganya pun ramah kantong, dimulai dari Rp. 5 ribu hingga Rp. 10 ribu per porsi.
13 tahun sudah Warung Nasi Kuning Fair berdiri, dan Rusmiati mempekerjakan lima orang untuk membantunya menyiapkan sarapan bagi pelanggannya di Langgur itu.
"Setiap harinya pendapatan minimal Rp. 500 ribu," ujar Rusmiati.
Dengan pendapatan harian itu, Rusmiati sudah bisa menggaji karyawannya, dan membayar pajak ke pemerintah.
Sementara itu, diakui para pelanggan nasi kuning buatan Rusmiati itu sesuai selera mereka, dan juga ramah di kantong.
"Nasi kuning di sini enak, dan dan murah," demikian ungkap salah seorang pelanggan, Dion.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.