Gempa Guncang Maluku

Seorang Nelayan Tewas saat Gempa Magnitudo 7,5 Guncang Tanimbar

Terpisah dari itu, kepala Desa Lauran Stanislaus Kenjapulan menyatakan bahwa

Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Fandi Wattimena
(BNPB)
Desa Watwey Kecamatan Dawelor Dawera, Maluku Barat Daya yang diguncang gempa magnitudo 7,9, Selasa (10/1/2023) dini hari. 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Alfin Risanto

AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Gempa magnitudo 7,5 yang menguncang kepulauan Tanimbar dan sekitarnya mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Warga asal Desa Lauran Kecamatan Tanse yang meninggal dunia itu diketahui bernama Yoakim Laiyan (44). 

Yoakim adalah seorang nelayan.

“Iya dari data anggota himpun dilapangan saat gempa ada satu warga bernama Yoakim Laiyan meninggal saat menyelam,” ujar Kapendam XVI Pattimura Kolonel Arh Ddi Prayogo kepada Tribun Ambon saat di hubungi, Selasa (10/1/2023).

Terpisah dari itu, kepala Desa Lauran Stanislaus Kenjapulan menyatakan bahwa saat terjadi gempa warganya Yoakim Laiyan(44) sedang menyelam mencari ikan di laut.

Baca juga: Makin Parah, Ruas Jalan Gunung Malintang Kota Ambon Dihimpit Sampah dan Jalan Rusak

Baca juga: Fenomena Pulau Timbul Pasca Gempa Magnitudo 7.5 di Tanimbar, Kapolres: Awalnya Ada Dalam Laut

“Pada saat menyelam dan terjadi gempa arus di dasar laut cukup kuat, mungkin itu membuat korban terbawa arus dan terbentur di berbatuan membuatnya meninggal,” ucap kepala Desa Lauran saat di konfirmasi awak media, Selasa (10/1/2023).

Lanjut dikatakan, mayat korban ditemukan keluarganya setelah mereka melakukan pencarian dengan cara menyelam di dekat perahu korban.

“Jadi mereka saat gempa sudah mulai reda, keluarganya pergi mencari korban dan menemukan perahu dan disana mereka menyelam dan menemukan korban sudah meninggal,” terangnya.

Saat ditemukan korban masih mengunakan pakaian selamnya.

Setelah itu, keluarga langsung membawa jasad korban ke rumah duka untuk dimakamkan.

Diberitakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebut gempa magnitudo 7,5 yang terjadi di Maluku pada Selasa (10/1/2023) pukul 00.47 WIB diduga terjadi karena "aktivitas subduksi Laut Banda".

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalam hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono .

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved