Ramadan 2022

Dengan Ketupat, Warga Hitu di Maluku Tengah Menghitung Jumlah Penduduk

Jika pesta ketupat mewarnai lebaran, maka di Negeri (Desa) Hitu, Kabupaten Maluku Tengah lebih berbeda.

Penulis: Fandi Wattimena | Editor: Salama Picalouhata
Ibnu Saleh Pelu
Ketupat yang terkumpul di Masjid, setelah diantar warga, Kamis (28/4/2022) 

Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fandi Wattimena

AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Jika pesta ketupat mewarnai lebaran, maka di Negeri (Desa) Hitu, Kabupaten Maluku Tengah lebih berbeda.

Panganan yang identik dengan Idul Fitri itu malah hadir di tengah puasa, tepatnya hari ke-27 Ramadan.

Warga setempat menyebutnya tujuh likur.

Baca juga: H-2 Lebaran, Harga Ikan di Pasar Binaiya Masohi Stabil

Tujuh likur tahun ini jatuh pada Kamis (28/4/2022) kemarin.

Pesta ketupat dimulai usai Salat Ashar, sekitar pukul 16.00 WIT.

Ratusan warga mulai berdatangan di Masjid atau dalam bahasa setempat disebut Rumah Sigi.

Ketupat yang terkumpul di Masjid, setelah diantar warga, Kamis (28/4/2022)
Ketupat yang terkumpul di Masjid, setelah diantar warga, Kamis (28/4/2022) (Ibnu Saleh Pelu)

Setiap orang datang membawa ketupat dengan jumlah berbeda sesuai dengan berapa banyak anggota keluarganya.

Ketupat yang dibawa kemudian diserahkan kepada Modim (Muazin).

Selanjutnya, kumpulan ketupat itu didoakan Modim.

Begitu seterusnya hingga keseluruhan ketupat terkumpul.

Setiap ketupat pun dihitung, hingga didapat jumlah seluruh ketupat yang dibawa setiap keluarga.

Ketupat yang terkumpul pada tujuh likur tahun ini sebanyak 7.100 jiwa.

Angka itu mewakili jumlah penduduk negeri, baik Hitu Lama maupun Hitu Messing.

"Jumlah ketupat itu bisa dihitung jumlah penduduk, jadi jauh hari sebelum negara buat sensus penduduk, orang tua (tetua) dulu sudah menghitung," kata Raja Hitu Lama, S. Pelu kepada TribunAmbon.com, Kamis malam.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved