Maluku Terkini
'Semerah Darah Sebening Air Mata', Sambut Doni Monardo
Bagi Doni Monardo, kunjungannya ke Ambon, tak ubahnya “pulang kampung”. Selain pernah menjabat Pangdam di sana, Doni juga “warga kehormatan
“Jika masyarakat sudah sejahtera, giliran kita bangun watak unggul masyarakat Maluku yang terkenal ramah-tamah dan gotong royong, serta memiliki toleransi yang tinggi. Ini harus kita rawat,” ujar Richard.
Richard menyebut masyarakat Maluku laksana mutiara. Ia bernilai tinggi, karena proses kristalisasi yang begitu lama di dasar laut. Mutiara South Sea – Jenis mutiara termahal dengan julukan The Big Girl Pearls, adalah karakter masyarakat Maluku. Peradaban yang terbangun berabad-abad yang lampau, adalah warisan kearifan lokal yang menjadikan masyarakat Maluku istimewa.
“Pendek kata, perut harus kenyang, agar mutiara-mutiara Maluku kembali berkilau. Ketika masyarakat sejahtera, mutiara-mutiara Maluku akan menjelma,” ujar Richard yang malam itu didampingi istrinya, Eka Mey Selly.
Hal lain yang begitu ia puji dari seniornya itu adalah ketajaman daya ingat yang luar biasa. “Waktu, tanggal, tempat, jam, bahkan nama prajurit, beliau ingat betul. Kepemimpinan beliau adalah keteladanan. Di bawah komando beliau, bahkan tidur pun kita harus mikir. Dan yang paling saya ingat adalah pesan beliau, bahwa tidak ada kata impossible. Semua menjadi possible kalau kita lakukan dengan kerja keras,” katanya. Hadirin pun bertepuk tangan untuk Doni Monardo.
Baca juga: Pantai Wainuru, Destinasi Wisata Alternatif di Pulau Ambon untuk Habiskan Akhir Pekan
Richard bahkan masih bersinggungan erat dengan Doni Monardo, sewaktu Doni menjabat Kepala BNPB/Ketua Satgas Covid-19. “Menghadapi sakit jantung, demam, atau penyakit-penyakit yang lazim, itu sudah biasa. Tapi yang kita hadapi adalah musuh penyakit yang tak tampak mata. Dan beliau bekerja keras menjadi panglima melawan Covid. Saya tahu beliau tidur di kantor berbulan-bulan ketika menangani Covid-19, sebab saya beberapa kali menghadap” kata Richard yang ketika itu menjabat Kaskogabwilhan I.
Termasuk ketika Richard mendapat tugas menyiapkan Natuna dan Pulau Sebaru untuk penampungan WNI kita dari luar negeri. “Ketika itu saya terbang ke sana, terbang ke sini pakai helikopter seperti konglomerat saja…. Semua demi menjalankan tugas. Dan terbukti, beliau sangat sukses,” kata Richard pula.
“Termasuk terakhir, ketika pak Doni menjabat Ketua Umum PPAD, beritanya hampir setiap hari ada. Program kesejahteraan purnawirawan bergemuruh. Sambutannya luar biasa dari seluruh penjuru Tanah Air. Ini membuat kami semangat. Yang sudah purnawirawan saja bersemangat, apalagi kita. Harus lebih semangat,” papar Richard Tampubolon.
Kastil Belanda
Doni Monardo yang mendapat giliran berbicara berikutnya, mengaku sangat senang bisa kembali berada di Ambon. Apalagi, acara diadakan di rumah dinas Pangdam. Sebuah moment yang menguak kembali kenangan lamanya saat ia menjabat Pangdam XVI/Pattimura.
“Rasanya saya pangdam terlama. Hampir dua-setengah tahun saya bertugas di Maluku. Betapa Maluku sangat menyenangkan. Ada banyak kenangan saya tertinggal di sini. Semoga menjadi warisan yang baik,” ujar Doni.
Tak lupa, Doni memperkenalkan anggota rombongan dari BUMN, Angkasa Pura, Pelindo, dari Sampoerna Kayu, dan lain-lain. “Kehadiran saya hari ini, sebagai bagian dari keluarga besar BUMN. Ketika terjadi dinamika serta bencana, semoga BUMN serta Kementerian BUMN bisa memberi kontribusi nyata kepada masyarakat terdampak,” harapnya.
“Kami semua tetap memberi perhatian kepada daerah yang sedang mengalami persoalan,” kata Doni.
Baca juga: Unik, Kelambu Jadi Alat Tangkap Andalan Tradisi Sasi Lompa di Pulau Haruku
Tak lupa, Doni menyampaikan rasa senangnya, ketika Pangdam Richard Tampubolon melanjutkan serta merawat program emas hijau dan emas biru, serta mengakselerasikan agar muncul “mutiara Maluku”. “Yang disampaikan pak Pangdam tadi sangat tepat. The hungry man, become angry man, orang yang lapar akan menjadi orang yang pemarah,” tambahnya.
Supaya tidak lapar, perut harus kenyang. Supaya kenyang, harus ada lapangan kerja. Supaya ada lapangan kerja, harus ada investasi. Potensi Maluku sangat terbuka dan berpeluang sangat bagus, utamanya emas biru dan emas hijau. “Saya perhatikan usaha perikanan sudah mulai bangkit. Terbukti adanya peningkatan bahan baku dari nelayan budidaya,” kata Doni.
Juga emas biru. Atsiri, rempah-rempah, kayu, adalah asset Maluku yang jika dikelola dengan baik dan benar, akan mendatangkan kesejahteraan. “Bayangkan, VOC yang berkuasa 3,5 abad di Tanah Air kita, berhasil menjadi perusahaan terkaya di dunia. Asetnya mencapai 7,9 triliun dollar AS. Dua-puluh perusahaan besar dunia digabungkan, asetnya belum bisa menyamai kekayaan VOC,” ujar Doni.