Viral Kematian Artis Thailand Tangmo Nida Dinilai Janggal, Lima Temannya Dicurigai hingga Diperiksa
Kelima sahabat tersebut menjalani pemeriksaan fisik pada hari Selasa, setelah Tangmo ditemukan memiliki luka gores dan memar.
Penulis: Fitriana Andriyani | Editor: sinatrya tyas puspita
TRIBUNAMBON.COM - Kematian artis Thailand Nida Patcharaveerapong atau Tangmo Nida dianggap janggal.
Tangmo Nida, ditemukan meninggal dunia di Sungai Chao Phraya, Sabtu (26/2/2022).
Ia ditemukan dua hari setelah tenggelam dan dinyatakan hilang setelah jatuh dari speedboat yang ditumpanginya.
Jatuhnya Tangmo dari perahu itu dilaporkan sebagai kecelakaan.
Namun, kejanggalan ditemukan dalam tragedi ini.
Ibu Tangmo, Panida Sirayutthayothin menduga kematian putrinya mungkin bukan karena kecelakaan.
Ia bahkan mencurigai lima teman yang berada dalam satu spreedboat bersama Tangmo.
Baca juga: Ketahuan Bakal Konsumsi Sabu Seberat 0,94 Gram, Latupeirissa Dituntut 3 Tahun Penjara
"Seseorang mungkin tidak senang Tangmo ada di sana," kata sang ibu, dikutip TribunAmbon.com dari Independent.co.uk, Jumat (4/3/2022).
Mengutip Bangkok Post via Thethaiger.com, Tangmo Nida berada di perahu tersebut bersama 5 orang lainnya.
Adapun lima orang tersebut yakni, manajernya Idsarin Gatick Juthasuksawat, teman perempuan Wisapat Sand Manomairat, teman pria Nitas Job Kiratisoothisathorn, pemilik perahu Tanupat Por Lerttaweewit, dan Phaiboon Robert Trikanjananun pengendara perahu.
Dalam penyelidikannya, polisi setempat mendakwa Por dan Robert karena mengoperasikan kapal tanpa izin atau ilegal.
Terlebih, mereka lalai hingga menyebabkan kematian.
Namun, hingga saat ini ketiga temannya masih berstatus sebagai saksi.
Saksi mengatakan Tangmo pergi ke bagian belakang perahu untuk buang air kecil pada Kamis malam.
Pada saat itulah aktris tersebut terjatuh hingga tenggelam dan ditemukan tak bernyawa.
Tetapi, polisi meragukan keterangan saksi setelah penyelidikan dilakukan.
Baca juga: Polisi Kembali Razia 25 Liter Miras di Negeri Waai - Maluku Tengah
Letjen Pol Jirapat Phumjit, kepala Kepolisian Provinsi Daerah 1, kepada Bangkok Post mengatakan tentang sentimen yang berlaku di antara petugas investigasi, Selasa (1/3/2022).
Phumjit mengatakan pihaknya membutuhkan waktu untuk menyelidiki apakah Tangmo jatuh dengan sendirinya atau karena orang lain.
“Penyebab kematian ditemukan pada titik ini karena tenggelam. Untuk menentukan apa yang sebenarnya menyebabkan dia jatuh ke sungai, apakah itu dirinya atau orang lain, akan memakan waktu," ucapnya.
“Mengenai pernyataan yang diberikan oleh lima orang di dalam kapal, polisi tidak sepenuhnya yakin,” lanjutnya.
Menurut Phumjit, kelima sahabat tersebut menjalani pemeriksaan fisik pada hari Selasa, setelah Tangmo ditemukan memiliki luka gores dan memar.
Kelima orang tersebut juga menyerahkan pakaian yang dikenakan di malam ketika Tangmo jatuh untuk diperiksa.
Hasil Pemeriksaan Job, Teman Pria Tangmo
Polisi menemukan luka goresan dan memar di tangan Nitas Job Kiratisoothisathorn atau yang biasa dipanggil Job.
Namun, dokter mengkonfirmasi dalam konferensi pers Selasa (1//2022) bahwa luka itu tak mencurigakan.
Ia mengatakan luka tersebut berumur sekitar 5-7 hari sehingga diputuskan bahwa luka itu tak disebabkan oleh paku atau benturan karena perjuangan.
Baca juga: Kasus Kecelakaan yang Menewaskan Salatalohy di Ambon Diselesaikan secara Kekeluargaan
Hasil Pemeriksaan Por, Pemilik Kapal
Divisi Penindasan Kejahatan Teknologi telah melacak telepon pemilik kapal Tanupat Por Lerttaweewit atau yang biasa dipanggil Por.
Dalam pemeriksaan tersbeut petugas menemukan beberapa riwayat panggilan yang dilakukan kepada orang-orang berpengaruh, setelah Tangmo jatuh malam itu.
Pemeriksaan Haiboon Robert Trikanjananun, Pengemudi Perahu
Dalam salah satu konsultasi telepon, Por mengakui bahwa Robert sedang mengemudikan speedboat ketika Tangmo jatuh ke laut.
Hal tersebut disampaikan oleh sumber yang tak disebutkan namanya kepada Bangkok Post, Rabu (2/3/2022).
Karena kurangnya pengalaman mengemudikan kapal, Robert, yang tidak memiliki lisensi berperahu, dilaporkan kehilangan kendali atas kapal, mendorongnya ke depan.
Sand Biarkan Tangmo Jatuh
Tindakan Robert saat kehilangan kendali kapal menyebabkan reaksi berantai.
Tangmo Nida yang berada di buritan kapal pun terdorong hingga hampir jatuh ke sungai.
Ia kemudian memegang Wisapat Sand Manomairat atau Sand agar tidak jatuh.
Namun, Sand yang takut terseret ke suangai bersama Tangmo pun menggoyangkan kakinya.
Gerakan itu menyebabkan Tangmo terjungkal ke sungai, di mana paha kanannya terpotong oleh bilah baling-baling dari mesin tempel besar kapal dan dia tenggelam.
Baca juga: Kasus Kecelakaan yang Menewaskan Salatalohy di Ambon Diselesaikan secara Kekeluargaan
Baca juga: Polisi Serahkan Berkas Tahap II Kasus PNS Palsukan Rapid Tes Antigen di Ambon
Investigasi Berlanjut
Minggu ini polisi dari distrik Nonthaburi melanjutkan penyelidikan dengan interogasi putaran baru, kali ini menggunakan pendeteksi kebohongan, dan pemeragaan lima hari di atas kapal, mengambil setiap saksi satu per satu untuk menghidupkan kembali apa yang terjadi di sungai malam itu.
Laporan otopsi yang dirilis pada hari Rabu menyimpulkan bahwa Tangmo tenggelam di sungai.
Tetapi para ahli forensik tidak dapat mengkonfirmasi rincian penting dalam klaim saksi, termasuk apakah Tangmo sedang kencing ketika dia jatuh atau didorong, apa yang menyebabkan luka di kakinya dan apakah luka itu terjadi sebelum atau setelah dia tenggelam.
Sementara itu, polisi bertemu di provinsi Nonthaburi di utara Bangkok di dekat lokasi kejadian untuk membahas informasi yang dikumpulkan dari penyelidikan sejauh ini.
Mereka juga telah mewawancarai nelayan di daerah tersebut, yang dilaporkan melihat perahu melaju kencang dan berbelok tajam di dalam air.
Polisi mengatakan mereka akan melanjutkan pertemuan Kamis.
Hingga kini, belum ada pengumuman mengenai hasil penyelidikan mereka yang sedang berlangsung.
(TribunAmbon.com/Fitriana Andriyani)