Payudara Jadi Perkara
Ketika Kampus Bungkam Kreativitas Mahasiswa Protes Pelecehan Seksual dan Sanksi yang Dinilai Keliru
Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Ambon, Faqih Seknun menilai aksi mahasiswa menulis 'payudara' di karya seni adalah ti
AMBON, TRIBUNAMBON.COM - Dikutip dari laman lpmlintas.com, mahasiswa yang tergabung dalam beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon menggelar pameran di Taman Baca, Selasa (22/2/2022).
Satu dari banyak karya yang dipajang mendapat sorotan lantaran dinilai tak pantas dipamerkan.
Yakni karya seni rupa yang tertera tulisan ‘Payudara’.
Tidak berapa lama setelah pameran, dua orang petugas keamanan kampus langsung menurunkan paksa karya tersebut.
Penurunan atas perintah Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Husin Anang Kabalmay.
Penurunan paksa itu pun langsung ditentang Indah Sari Ibrahim, selaku panitia pelaksana kegiatan.
Menurut Indah, itu adalah kebebasan berekspresi sekaligus kritik terhadap pelecehan seksual yang belakangan ini marak di kampus-kampus di Indonesia.
Protes itu pun berbuntut panjang hingga pencabutan hak beraktivitas di kampus hijau itu.
Sanksi Kampus
Berselang tiga hari setelah kejadian pembubaran paksa pameran tersebut, Indah Sari Ibrahim menerima surat keputusan sanksi yang ditandatangani Pimpinan Fakultas, tertanggal 25 Februari.

Sanksi berupa larangan aktivitas akademik hingga tak boleh menginjakan kaki di area kampus yang beralamat di Jalan Tarmizi Taher - Kebun Cengkeh, Kecamatan Sirimau itu.
Meski begitu, mahasiswi semester 14 itu tetap diwajibkan membayar biaya semester seperti biasanya.
Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Ambon, Faqih Seknun menilai aksi mahasiswa menulis 'payudara' di karya seni adalah tindakan yang patut mendapatkan hukuman.
Menurutnya, aksi tersebut telah melanggar norma atau nilai-nilai akademik di lingkungan kampus agama.
Dengan ini, wajar saja jika mahasiswa bersangkutan mendapat hukuman sedang dari Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Husin Anang Kabalmay.
