Payudara Jadi Perkara
Ketika Kampus Bungkam Kreativitas Mahasiswa Protes Pelecehan Seksual dan Sanksi yang Dinilai Keliru
Wakil Rektor (Warek) III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Ambon, Faqih Seknun menilai aksi mahasiswa menulis 'payudara' di karya seni adalah ti
"Aksi itu melanggar nilai dan norma-norma yang ada di kampus selaku kampus agama, kegiatan itu juga tanpa izin. Lagi pula masa seorang wanita orasi terkait pelecehan-pelecehan seksual itu kan tidak bagus. Makanya dia diberi hukuman ringan," kata Faqih Seknun kepada TribunAmbon.com melalui sambungan telepon, Kamis (3/3/2022).
Menurutnya, skors satu semester kepada mahasiswa tersebut sudah sesuai atturan yang berlaku.
Ia menerangkan, untuk hukuman sendiri terdiri dari tiga bentuk yakni hukuman ringan, sedang, dan berat.
Masing-masing dikeluarkan dari kapasitas yang berbeda mulai dari tingkat jurusan, fakultas, hingga rektorat.
"Aturan di akademik terkait hukuman itu ada tiga, kalau dapat hukuman yang bentuknya ringan berarti dilakukan oleh jurusan, kalau sedang oleh dekan, dan kalau berat itu dari rektor. Yang berat itu contohnya adalah pemecatan, berarti langsung dari rektor," terangnya.
Memperhambat proses IAIN menuju UIN
“Kita ini kan sedang dalam peralihan status IAIN menuju UIN, jadi kalau ada hal seperti ini dapat memperhambat prosesnya juga,” kata Faqih Seknun saat dihubungi TribunAmbon.com melalui sambungan telepon, Kamis (3/3/2022).
Mengingat, aksi itu telah mencederai nama lembaga sebagai kampus agama. Tentu nama baik IAIN Ambon sendiri akan menjadi buruk.
“Aksi seperti itu memang sangat salah, ini kan kampus agama, kalau memang ada kesalahan kampus bukan caranya seperti itu,” ungkapnya.
“Norma kampus itu harus kita pakai, jangan berekspresi atau melakukan sesuatu harusnya tidak dengan cara seperti itu, tapi dengan cara-cara yang sesuai dengan norma akademiknya,” imbuh Seknun.
Ia berharap, dengan adanya proses peralihan status IAIN menuju UIN, seluruh komponen mahasiswanya harus bersatu untuk turut diperjuangkan.
Jangan berekspresi seolah-olah tak ingin kampus IAIN Ambon dialihstatuskan ke yang lebih tinggi yakni UIN.
“Saya harap kita bisa bersatu untuk memperjuangkan peralihan status ini, karena puluhan tahun kita coba untuk peralihan status tapi tidak bisa, sekarang ada rektor Pak Zainal Abidin baru bisa. Ini mahasiswanya juga tidak mau terima seakan-akan kampus itu hanya milik mereka,” ujarnya.
3 UKM terancam dibubarkan
Buntut pamerkan karya seni di Taman Baca dan menyebut kata 'payudara', tiga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) rencananya bakal dinonaktifkan.