Payudara Jadi Perkara
Mahasiswi IAIN Ambon Diskors 6 Bulan karena Tulis Payudara di Karya Seni Kritik Pelecehan Seksual
Gara-gara tulis kata 'Payudara' dalam karya seni yang bertujuan mengkritik pelecehan seksual, mahasiswi IAIN Ambon diskors selama 6 bulan.
Penulis: Fitriana Andriyani | Editor: sinatrya tyas puspita
TRIBUNAMBON.COM - Indah Sari Ibrahim, mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon mendapat sanksi skors selama 6 bulan atau satu semester.
Hukuman tersebut diberikan pihak Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam terkait karya seni yang dinilai melanggar kode etik.
Karya seni yang terpajang di pameran seni di Taman Baca Kampus IAIN tersbeut menyebut kata 'payudara'.
Pihak kampus menilai karya seni tersebut tidak sopan dan melanggar aturan kampus.
Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Husin Anang Kabalmay, bersama wakilnya Nasaruddin Umar pun menurunkan paksa karya tersebut.
“Kita pimpinan bertanggungjawab menjaga marwah kampus. Menyampaikan ekspresi, pendapat itu boleh, tapi kita punya aturannya. Kalau di luar tidak apa-apa, kalau di sini kita diatur,” kata Anang kepada lembaga pers mahasiswa (LPM) Lintas, Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Tulis Payudara di Karya Seni, Mahasiswi IAIN Ambon Dilarang Kuliah 6 bulan
Baca juga: Minggu Depan, Sejumlah SD di Ambon Direncanakan PTM Terbatas
Indah Sari Ibrahim, mahasiswa semeter empat belas yang merupakan salah satu panitia pelaksana kegiatan pameran, menolak penurunan karya tersebut.
“Mereka mempermasalahkan tulisan 'Payudara' menurut mereka karya itu tidak sopan untuk dipajang makanya disuruh turunkan,” kata Indah, Selasa (22/2/2022).

Indah berdalih karya tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Juga, karya tersebut diciptakan sebagai kritik terhadap pelecehan seksual yang belakangan marak terjadi dilingkungan perguruan tinggi di Indonesia.
“Sedang marak-maraknya pelecehan seksual di kampus, IAIN juga harus merespons hal tersebut, salah satunya dengan membuat pameran ini,” tegasnya.
Adapun kalimat utuh yang tertulis pada karya tersebut adalah "Payudara Intelektual Pukul Balik Pelecehan Seksual".
Kalimat tersebut tertulis dalam tinta atau cat ungu di atas papan putih.
Dari sebelas karya yang dipampang dalam pameran itu, hanya satu karya seni yang diturunkan.
“Hanya satu karya yang diturunkan, yaitu karya yang mengkritik pelecehan seksual di kampus. Karya yang lain tidak diturunkan,” ujarnya.
Baca juga: Tunjangan Sertifikasi Guru Belum Dibayarkan, Mahasiswa Di Buru Kembali Turun Jalan