Aksi Damai untuk Kariu
Aksi Damai BAKH Berlanjut di Gong Perdamaian Ambon, Nyalakan 200 Lilin Tanda Perdamaian
Mereka masih mengenakan kain berang merah yang dikenakan pada kepala dan anggota tubuh lainnya.
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Dedy Azis
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Aksi damai untuk Negeri (Desa) Kariu dilanjutkan di monumen Gong Perdamaian Dunia, Jl. Slamet Riyadi, Uritetu, Sirimau, Kota Ambon, Rabu (09/02/2022) malam.
Pantauan TribunAmbon.com dilokasi, massa aksi telah berkumpul sejak pukul 20.00 WIT di pelataran monument.
Mereka masih mengenakan kain berang merah yang dikenakan pada kepala dan anggota tubuh lainnya.
Massa kemudian menyalakan 200 lilin di setiap anak tangga monument gong perdamaian itu.
Masing-masing peserta juga memegang satu lilin.
Baca juga: Ini 9 Poin Tuntutan Pemuda-pemudi Booi, Aboru, Kariu, Hualoy dalam Aksi Damai
Baca juga: Pansus Pengungsi Pelauw Dibentuk, Amir Rumra; Fungsinya Akan Beda dengan Pansus Lain
Nyanyian lagu gandong mengiringi jalannya aksi.
Meski berlangsung dibawah guyuran gerimis, namun aksi damai untuk para korban bentrok di Pulau Haruku itu berlangsung lancar.
Saat diwawancarai TribunAmbon.com, Tubaka menjelaskan rangkaian aksi yang dilakukan sejak pagi tadi semata-mata hanya ingin menunjukkan rasa persaudaraan dan solidaritas antar sesama gandong (Desa Bersaudara).
“Kami bakar lilin sebagai bentuk rasa keperdulian kami terhadap perdamaian di Maluku, sesungguhnya kami 4 negeri yang terlibat ini tidak berkepentingan apapun, justru kami mendorong tercapainya perdamaian murni di bumi Maluku terutama antara orang basudara, Kariu, Pelauw, Ory,” tegasnya.
Diketahui sebelumnya, Gandong Negeri Kariu yang tergabung dalam aliansi Booy, Aboru, Kariu, Hualoy (BAKH) telah menggelar aksi damai di kantor Gubernur Maluku, pagi tadi.
Dilanjutkan ke markas Polda Maluku dan kantor DPRD Provinsi Maluku.
Aksi ini digelar untuk mendesak pemerintah segera menyelesaikan pertikaian di Pulau Haruku.
Juga agar warga Kariu di pengungsian bisa segera kembali ke kampung halamannya.
Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah merinci dampak pertikaian warga, yakni tiga orang meninggal dunia, tiga orang luka dan jumlah pengungsi sebanyak 1.558 orang dari 350 kepala keluarga.
Sedangkan jumlah bangunan rusak yakni sebanyak 211 unit, meliputi 183 rusak berat dan 28 rusak sedang.
Jumlah tanaman Cengkih yang ditebang 1.030 pohon, jumlah mobil yang terbakar 3 unit, motor yang terbakar 59 unit, jumlah Sekolah yang rusak meliputi 2 ruang kelas SD rusak berat. (*)