Bentrok di Pulau Haruku
“Jaga Hidup Orang Basudara”, Kapata Penyatu Warga Pulau Haruku di Gereja Ebenhaizer Kariu
Di saat bersamaan, seluruh Kepala Pemerintah Negeri/Raja se-Kecamatan Pulau Haruku menandatangani Kapata Orang Basudara.
Penulis: Tanita Pattiasina | Editor: Fandi Wattimena
Mari BAKUKEKU, Jangan BAKUKUKU, Mari BAKUBAE, Jangan BAKALAE
Ingatang Katong Pung Kapata : “JAGA HIDUP ORANG BASUDARA”.
Minggu 2 Juli 2017
Ketua Klasis GPM Pp. Lease dan Bupati Maluku tengah, Tuasikal Abua jadi saksi penandatangan prasasti itu.
Serta ribuan masyarakat anak Negeri Kariu yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, para pimpinan SKPD Provinsi Maluku, SKPD Maluku Tengah.
Juga para donatur serta gandong dari Negeri Hualoy dan masyarakat Muslim dari Negeri Pelau, Dusun Ory dan para Raja se-Kecamatan Pulau Haruku, Anggota DPRD Maluku dan Malteng serta jajaran TNI/Polri.
Sementara itu, telah terjadi pertikaian antar warga di di Pulau Haruku - Maluku tengah sejak Selasa(25/1/2022).
Kabid Humas Polda Maluku, M Roem Ohirat kepada TribunAmbon.com mengatakan dua orang dilaporkan meninggal dunia dan tiga orang mengalami luka-luka dalam pertikaian itu.
Bahkan sejumlah rumah dibakar.
"Iya dari informasi anggota dilapangan sementara ada 2 warga meninggal dan 3 orang mengalami luka luka," ujar Rabu (26/1/2022).
Aparat kemanan pun telah diturunkan untuk menjaga situasi agar kondusif.
Lalu dimanakah Kapata itu berada?
Dilain pihak, berbagai macam unsur masyarakat menyerukan perdamaian.
Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Elifas Maspaitella meminta masyarakat tidak terpancing insiden pertikaian di Pulau Haruku.
Ia meminta agar seluruh masyarakat tidak terpengaruh dan mendoakan semua warga disana.