Adu Jotos TNI Polri
Adu Jotos 2 Polisi VS Provost TNI Berakhir Damai di Markas POM Kodam XVI Pattimura
Kesapakatan damai tercapai tak menggugurkan proses hukum tiga oknum aparat penegak hukum, keamanan dan ketertiban warga.
Penulis: Ode Alfin Risanto | Editor: Nur Thamsil Thahir
“Tadi sore ada kesalahpakahan, dan sudah salaman semua. Sudah ya,” kata Kabid Humas Polda di hadapan sekitar 20-an wartawan di Kota Ambon.
Juru bicara Polisi Maluku dan Kodam Pattimura menyebut masalah ini hanya salah paham saja saat berlalunitas di jalan.
Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura, Kolonel Adi Prayogo Choirul Fajar menyesali kejadian di depan publik itu.
“Semoga kejadian ini tidak terulang kedepanya,” ujarnya.

Diberitakan, Video adu jotos oknum TNI dan Polri di Kota Ambon viral di media sosial sejak Rabu (24/11/2021) sore.
Tampak dalam video berdurasi 26 detik itu, dua orang oknum polisi lalu lintas tengah baku hantam dengan seorang berseragam loreng TNI.
Kejadian itu terjadi di Pos Lalulintas Mutiara, kawasan Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau.
Aksi bakuhantam itu sontak menjadi perhatian para pengguna jalan.
Baca juga: Adu Jotos Polisi Versus TNI di Ambon, Viral di Media Sosial
Warga pun mengabadikan kejadian tersebut menggunakan kamera telepon genggam.
Praktisi hukum asal Maluku, Abdul Haji Talaohu, SH menyebut insiden itu sebagai teladan buruk bagi dua institusi penegak hukum dan keamanan negara.
"Peristiwa adu jotos antara Anggota Polisi dengan Anggota TNI sangat tidak elok dan tidak pantas dilihat oleh masyarakat," kata Abdul Haji, saat dimintai komenyar oleh TribunAmbon.com, Rabu (24/11/2021) malam.
Praktisi hukum yang kini jadi Managing Partner Talaohu Siking Partnership di Jakarta ini, berharap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kapolri Jenderal Listiyo Sigit, menuntaskan proses hukum ini dan memberi jaminan tak ada ekses dan aksi saling balas dendam.
"Katanya sudah ada perdamaian dan penyelesaian kekeluargaan melalui komandan, tapi itu bukan jaminan." Ujarnya.
Menurutnya, jangan sampai perdamaian hanya sesaat saja karena setiap saat ada potensi kedua institusi ini bisa saling berhadap-hadapan.
"Apalagi ada ego masing-masing institusi yang lahir dari doktrin sejak mereka digembleng di lembaga pendidikan.