Ambon Protes Kuliah Online
4 dari 5 Mahasiswa Unpatti Ambon Inginkan Kuliah Tatap Muka
Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim mengatakan, langkah ini dapat dilakukan apabila vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik dapat diselesaikan pada Juni
Penulis: Jenderal Louis MR | Editor: Adjeng Hatalea
Ia mengatakan, dengan kuliah tatap muka, mahasiswa tidak bisa bermalas-malasan dengan hanya menyalakan kamera dan meninggalkan untuk tidur.
“Kalau kuliah online pasti banyak mahasiswa yang mematikan kamera dan meninggalkan kuliah lalu tidur,” ujar Abdul Rasyid.
4. Rifaldi Panigfat, Mahasiswa Semester Akhir Fisip Unpatti.
Hal itu sejalan dengan yang dikatakan oleh Rifaldi Panigfat, seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unpatti.
Panigfat menilai, dengan kuliah luring, interaksi dan kedekatan antara mahasiswa dan dosen dapat lebih terbangun.
Dengan begitu dapat memudahkan mahasiswa untuk tanggap dalam memahami materi yang diberikan.
“Kuliah tatap muka pastinya akan lebih memberikan dampak positif dan membangun kkedekatan emosional antara dosen dan mahasiswa, selain itu juga dapat membuat mahasiswa saling kenal,” ujarnya.
5. Clarita, Ketua Organisasi Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Fakultas Matematika dan IPA Unpatti.
Kemudian, seorang Ketua suatu Organisasi Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Fakultas Mipa Unpatti, Clarita memilih kuliah luring, karena menurutnya selain dapat memahami materi, ia akan dipermudah dengan praktikum di dalam lab.
“Menurut saya, kuliah offline lebih baik, karena dapat memahami materi dan mempermudah saya dan kawan-kawan untuk dapat praktikum di dalam lab yang sudah disediakan kampus,”.
Selain itu, teman-teman segerombolannya pun menginginkan kuliah luring saat ditanya TribunAmbon.com.(*)