Ambon Hari Ini
Kasus Kekerasan Anak & Perempuan di Ambon Terus Meningkat, Tahun ini Sudah 53 Kasus
Lanjutnya, bentuk kekerasan di kota berjuluk manise ini didominasi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Penulis: Tanita Pattiasina | Editor: Fandi Wattimena
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Tanita Pattiasina
AMBON, TRIBUNAMBON.COM – Kekerasan terhadap perempuan dan anak terus meningkat di Kota Ambon. Terdata, sebanyak 53 kasus kekerasan di 2021.
“Jumlah kekerasan yang terjadi pada perempuan hingga bulan Juni 2021 sudah sebanyak 24 kasus, sedangkan jumlah kekerasan terhadap anak hingga bulan Juni 2021 sudah tercatat sebanyak 29 kasus,” kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy di Balai Kota Ambon, Jumat (18/6/2021) siang.
Lanjutnya, bentuk kekerasan di kota berjuluk manise ini didominasi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Sedangkan, kasus anak lebih didominasi dengan kasus setubuhi anak dibawah umur.
Menurutnya, tekanan ekonomi ditengah pandemi Covid- 19 turut memberikan sumbangsih meningkatnya angka kasus.
“Himpitan ketidakpastian ekonomi, kehilangan perkerjaan, kondisi tempat tinggal yang terlalu padat, hingga beban rumah tangga yang menjadi lebih tinggi, menghakibatkan istri menjadi korban pelampiasan kemarahan,” tambahnya.
Baca juga: Juni - Juli Puncak Musim Hujan, BPBD Kota Ambon Imbau Warga Lebih Waspada
Baca juga: Siswa MTS di Wahai – Maluku Tengah Ditemukan Tewas Gantung Diri di Pohon Jambu
Louhenapessy menjelaskan kasus kekerasan masih banyak terjadi dan tidak terlaporkan laiknya fenomena gunung es.
“Ini hanya kasus yang dilaporkan, padahal pasti banyak kasus-kasus diluar sana yang tidak dilaporkan. Dapat dikatakan ini seperti fenomena gunung es,” jelasnya.
Tercatat, kasus kekerasan meningkat sejak tahun 2019.
“Jumlah kekerasan yang terjadi pada perempuan meningkat dari tahun 2019 sebanyak 40 kasus menjadi 55 kasus ditahun 2020, sedangkan jumlah kekerasan terhadap anak dari tahun 2020 sebanyak 60 kasus,” jelasnya,” ungkapnya.
Louhenapessy mengharapkan, persoalan ini dapat dicegah dan ditangani oleh semua pihak secara serius agar tak ada lagi kekerasan yang terjadi.
“Keadaan ini menjadi prihatin kita semua. Isu kekerasan terhadap perempuan dan anak yang kompleks dan multisektoral sehingga pencegahan dan penanganannya pun harus melibatkan seluruh element masyarakat melalui panduan yang jelas,” tandasnya.