Global

Hamas Ajukan Dua Syarat untuk Setujui Gencatan Senjata dengan Israel

Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, bersedia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kontingen militer Israel denga

Editor: Adjeng Hatalea
AFP/Mahmud Hams
Asap mengepul dari serangan udara Israel di kompleks Hanadi di Kota Gaza, dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 11 Mei 2021. 

GAZA, TRIBUNAMBON.COM - Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, bersedia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kontingen militer Israel dengan dua syarat, menurut seorang pejabat senior Hamas.

"Kami memberi tahu semua pihak bahwa kami akan menerima gencatan senjata bersama dengan Israel dengan dua syarat," kata Dr Basem Naim, mantan menteri kesehatan Palestina yang sekarang menjadi kepala dewan hubungan internasional Hamas, kepada ABC News diwartakan pada Rabu (19/5/2021).

"Pertama, pasukan Israel harus menghentikan serangan ke kompleks Masjid Al-Aqsa dan menghormati situs tersebut.” “Kedua, Israel harus menghentikan evakuasi paksa warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah. Kondisi ini sesuai dengan hukum internasional, bukan hanya syarat yang diharapkan oleh otoritas Hamas."

Namun, menurut seorang pejabat Israel yang mengetahui langsung masalah tersebut, mengaku Israel, bagaimanapun, tidak tertarik dengan syarat apa pun.

Baca juga: Sejumlah Anggota DPR AS Berupaya Blokir Penjualan Senjata ke Israel

"Kami menyatakan berhenti sebelum waktunya adalah memberi Hamas kemenangan yang diinginkannya," kata pejabat Israel itu kepada ABC News pada Selasa malam (18/5/2021).

Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, bersedia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kontingen militer Israel dengan dua syarat, menurut seorang pejabat senior Hamas.

"Kami memberi tahu semua pihak bahwa kami akan menerima gencatan senjata bersama dengan Israel dengan dua syarat," kata Dr Basem Naim, mantan menteri kesehatan Palestina yang sekarang menjadi kepala dewan hubungan internasional Hamas, kepada ABC News diwartakan pada Rabu (19/5/2021). 

"Pertama, pasukan Israel harus menghentikan serangan ke kompleks Masjid Al-Aqsa dan menghormati situs tersebut.”

“Kedua, Israel harus menghentikan evakuasi paksa warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah.

Kondisi ini sesuai dengan hukum internasional, bukan hanya syarat yang diharapkan oleh otoritas Hamas." Namun menurut seorang pejabat Israel yang mengetahui langsung masalah tersebut, mengaku Israel, bagaimanapun, tidak tertarik dengan syarat apa pun.

"Kami menyatakan berhenti sebelum waktunya adalah memberi Hamas kemenangan yang diinginkannya," kata pejabat Israel itu kepada ABC News pada Selasa malam (18/5/2021). Terima kasih telah membaca Kompas.com.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email "Hamas harus kalah sebagai hasil akhir dari (pertempuran) ini." Kebuntuan tampak terjadi saat babak pertarungan antara kedua belah pihak memasuki hari ke-10 berturut-turut.

Hamas, yang memperoleh mayoritas dalam pemilihan legislatif Palestina 2006. Kelompok ini mengambil kendali Jalur Gaza pada 2007 setelah memerangi saingannya dari pasukan Palestina.

Sebelumnya kelompok militan ini mengaku serangan roketnya ke Israel merupakan tanggapan atas bentrokan baru-baru ini, antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di Kota Tua Yerusalem di luar kompleks Masjid Al-Aqsa.

Situs itu merupakan salah satu tempat paling suci dalam Islam. Sementara bentrokan pecah di tengah meningkatnya kemarahan atas potensi penggusuran puluhan warga Palestina.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved