Global

Hamas Ajukan Dua Syarat untuk Setujui Gencatan Senjata dengan Israel

Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza, bersedia menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan kontingen militer Israel denga

Editor: Adjeng Hatalea
AFP/Mahmud Hams
Asap mengepul dari serangan udara Israel di kompleks Hanadi di Kota Gaza, dikendalikan oleh gerakan Hamas Palestina, pada 11 Mei 2021. 

Ratusan ribu warga Palestina melarikan diri atau terusir dari rumah mereka sejak perang yang pembentukan Israel pada 1948.

Beberapa pengungsi Palestina kembali membangun kehidupannya di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, tepat di luar Kota Tua.

Wilayah itu berada di bawah pemerintah Yordania pada 1950-an. Namun pada 1967, Israel merebut kota itu dari Yordania, bersama dengan Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Sekarang, beberapa keluarga Palestina menghadapi kemungkinan penggusuran dari rumah-rumah di tanah yang diklaim pemukim Yahudi hilang dari mereka selama perang 1948. Hukum Israel mengizinkan warga untuk mengambil kembali tanah tersebut, tetapi tidak mengizinkan warga Palestina untuk melakukan hal yang sama.

Dorongan Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Biden berbicara dengan perdana menteri Israel pada Rabu (19/5/2021) untuk keempat kalinya dalam seminggu.

Dia "mengharapkan penurunan tensi yang signifikan hari ini (Rabu 19/5/2021), untuk menuju gencatan senjata," menurut pembacaan percakapannya dari Gedung Putih. Dorongan itu adalah yang paling tegas dari pihak AS, bahkan ketika Biden berulang kali mendukung hak Israel untuk membela diri.

Selama panggilan lain dengan Netanyahu pada Senin (17/5/2021), Biden "menegaskan kembali dukungan tegasnya bagi hak Israel, untuk mempertahankan diri dari serangan roket tanpa pandang bulu." Tetapi AS juga "menyatakan dukungannya untuk gencatan senjata," menurut keterangan Gedung Putih.

Namun, sumber mengatakan kepada ABC News bahwa presiden AS mengambil nada yang lebih keras dengan pemimpin lama Israel daripada yang dia lakukan di depan umum, atau dalam percakapan pribadi sebelumnya.

Biden menyampaikan pesan bahwa dia hanya memberikan perlindungan begitu lama dari seruan yang berkembang di AS dan di seluruh dunia, dengan maksud supaya Israel mengambil pendekatan yang berbeda di Jalur Gaza.

Tetapi Netanyahu mengatakan bahwa serangan akan terus berlanjut.

"Arahannya adalah untuk terus menyerang sasaran terorisme," kata Netanyahu dalam konferensi pers pada Senin malam (17/5/2021).

"Kami akan terus bertindak seperlunya untuk memulihkan perdamaian dan keamanan bagi semua penduduk Israel."

Israel dan Amerika Serikat, sebagai sekutu dekat, sama-sama menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Kelompok militan tersebut dinilai bertujuan untuk mendirikan negara Palestina merdeka sebagai bagian dari Israel modern.

Warga Palestina ingin memasukkan Jalur Gaza dan Tepi Barat di negara masa depan mereka, dengan Yerusalem timur sebagai ibu kota akhirnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved